Mohon tunggu...
Pradipta Armanto
Pradipta Armanto Mohon Tunggu... -

Hidup itu di buat santai aja :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

BBM (Bahan Bakar Mahal)

14 Juni 2012   19:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:59 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik dan ekonomi bagai kan dua sisi mata uang, tentunya setiap masyarakat memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam rangka memenuhi kebutuhan dan itu semua akan memebuat ekonomi dan politik indonesia tidak stabil oleh karena itu pemerintah memberikan bantuan yaitu bernama subsidi masuk ke dalam permasalahan dari itu semua timbul sebuah solusi. Subsidi dianggap mampu berfungsi sebagai alat peningkatan pendapatan masyarakat serta dapat meminimalisasi ketimpangan akan akses barang dan jasa. Oleh karena itu, cita-cita kemajuan suatu bangsa dapat dicapai salah satunya dengan kebijakan subsidi tersebut. Terlihat jelas bahwa peran pemerintah sangatlah memegang posisi penting akan keberlangsungan program subsidi. Sejarah telah menciptakan alat untuk proses jual beli Pasca munculnya era globalisasi dan modernisasi, uang adalah satu – satunya alat untuk memuaskan keinginan manusia. Akhirnya persaingan yang terjadi pada manusia hari ini sudah mencakup ranah ekonomi dan politik.

Dengan terjadinya kenaikan harga sangat mengkagetkan jika pemerintah lebih berpikiran mengenai kepentingan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan ketimbang untuk menyejahterakan masyarakatnya sendiri. Sejenak mengingat beberapa waktu kebelakang kita bisa ingat kembali janji - janji yang pernah disampaikan oleh pemerintahan SBY pada 2005. Ketika itu, SBY berjanji tidak akan menaikkan hargaBBM. Tetapi nyatanya, pemerintah berulang kali menaikkan harga BBM. Sejak SBY dilantik sebagai presiden. Pemerintah juga melakukan lobi-lobi politik untuk mengamankan kekuasaannya karena bagaimanapun kenaikan harga BBM pasti akan mengalami penolakan dari masyarakat secara luas, hal ini akan sangat mengganggu jalannya pemerintahan karena akan banyak energi yang dihabiskan untuk mengamankan kebijakan dan menjaga pemerintahan agar tetap bisa menyelesaikan masa tugasnya. Bukti janji – janji pas masa kampanye diharapkan tidak terwujud sampai sekarang. Pemerintah memilih untuk menjaga diri kurang peduli dengan keadaan masyarakatnya. Sangatlah wajar jika masyarakat Indonesia marah, kecewa atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan tidak berazaskan demokrasi dan nasionalisme.

Dengan itu pemerintah harus bisa berkomunikasi politik dengan baik dan jelas masyarakat agar hidup tidak dengan ketakutan atau resah, pemerintah berkomunikasi politik dengan baik dan jelas tidak akan timbul efek ketakutan masyarakat atas kenaikan BBM, Indonesia yang subur dan kaya sumber daya alam (SDA) ini dihantui oleh ketidakmampuan untuk tidak bisa membeli bahan bakar minyak. Akan tetapi pemerintah sudah mneyiapkan langkah langkah memberikan bantuan ke pada masyarakat yaitu subsidi, agar pemeberian subsisdi berjalan baik maka pemerintah harus bisa berkomonikasi politik kepada masayarakat agar pemberian subsidi berjalan lancar dan tidak terjadi penyimpangan seperti adanya pemotongan-pemotongan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin mengambil keuntungan ditengah kesengsaraan yang dialami oleh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun