Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku, Matahari, dan Hujan di Penghujung Tahun

22 Desember 2020   14:45 Diperbarui: 22 Desember 2020   15:11 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di penghabisan pancaroba mulai menghilang itu sejuk sayur rerumputan bunga-bunga sawah-sawah muntah sesak jalan aspal tiang listrik gubuk-gubuk lapuk perkakas jelata karat lampu-lampu jalan gigil tapi tumbuh mekar beriringan jamur dan beton-beton di antara bulir hujan tak jeda berjatuhan berpadu deru angin gemawan hitam ombak mengusik daratan ya...ya...ya... kepalaku mengerti belum ambruk ini harapan belum hanyut ini mimpi walau suara kodok terus bersahutan melagukan rindu hujan sedang kopiku rasa comberan bercampur aroma kecoak seolah tak hirau menebal jenuh langit memandangi matahari terus berganti kala air hujan di bumi linglung hendak pergi ke mana.

Arman Syarif
22 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun