Kemarau masih berkuasa
memolesi rupa dengan debu
membikin tubuh gerah
mengembuskan rasa bosan
akan matahari yang tak henti
membakar isi kepala
Kemarau masih berkuasa
merecoki anyaman mimpi di tanah kering
mengusik bisik nurani
memantik emosi di dada meledak
dan membuat roman ayu tampan
berkerut menyambut mentari
Kemarau masih berkuasa
menghantui seisi rumah
dengan percik api
kemarau masih berkuasa
menyembunyikan bianglala
dan menawan bulir-bulir air hujan
Makassar | 24 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H