Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rombongan Sunyi

12 September 2019   08:37 Diperbarui: 12 September 2019   08:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Anyaman aksaranya meneduhkan
membelai ruang rasa
sekali waktu menikam ulu hati
sekali waktu menguarkan udara panas
lalu membakar isi kepala; para tiran dan begundal

Usah kau suguhkan kehidupan serba gemerlapan, mereka tak butuh
usah pula kau sajikan kebisingan
mereka "tak akan pernah" berdamai dengan kebisingan

Lorong hatinya
kerap dikerumuni sunyi tak bertepi
bagai rembulan melintasi cakrawala malam dalam kesendirian

Rumah terindahnya dalam dekapan malam
sedang senja adalah persinggahan sementara menata rasa
berleha-leha atau menggamit dawai sepi

Tak pelak lagi
rombongan sunyi itu
adalah "para penyair"

(Makassar, 12/09/2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun