Anyaman aksaranya meneduhkan
membelai ruang rasa
sekali waktu menikam ulu hati
sekali waktu menguarkan udara panas
lalu membakar isi kepala; para tiran dan begundal
Usah kau suguhkan kehidupan serba gemerlapan, mereka tak butuh
usah pula kau sajikan kebisingan
mereka "tak akan pernah" berdamai dengan kebisingan
Lorong hatinya
kerap dikerumuni sunyi tak bertepi
bagai rembulan melintasi cakrawala malam dalam kesendirian
Rumah terindahnya dalam dekapan malam
sedang senja adalah persinggahan sementara menata rasa
berleha-leha atau menggamit dawai sepi
Tak pelak lagi
rombongan sunyi itu
adalah "para penyair"
(Makassar, 12/09/2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H