kulihat,
setelah manusia-manusia besar
berkabar tentang porak-pariknya
ikatan kesengsaraan,
orang-orang mulai saling injak
dan saling rebut jatah
kulihat,
setelah darah-darah pejuang berceceran, orang-orang masih sibuk
membangun sekat
tanpa sadar, darah biru darah jelata
sama-sama berjasa
di tempat lain,
si tuna sejarah, kaum latah
dan para komprador
tanpa rasa malu
terus mengatasnamakan negeri
untuk menjarah
sementara,
mereka yang setia di jejak proklamator, timbul tenggelam dan kadang tersisih
di arus sejarah
ya, setelah proklamasi
kita menata diri
tapi ramai orang masih merusak:
merusak jiwa proklamasi
(catatan langit, 18 agustus 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H