Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setelah Proklamasi

18 Agustus 2019   09:43 Diperbarui: 18 Agustus 2019   09:53 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kumparan.com

kulihat,
setelah manusia-manusia besar
berkabar tentang porak-pariknya
ikatan kesengsaraan,
orang-orang mulai saling injak
dan saling rebut jatah

kulihat,
setelah darah-darah pejuang berceceran, orang-orang masih sibuk
membangun sekat
tanpa sadar, darah biru darah jelata
sama-sama berjasa

di tempat lain,
si tuna sejarah, kaum latah
dan para komprador
tanpa rasa malu
terus mengatasnamakan negeri
untuk menjarah

sementara,
mereka yang setia di jejak proklamator, timbul tenggelam dan kadang tersisih
di arus sejarah
ya, setelah proklamasi
kita menata diri
tapi ramai orang masih merusak:
merusak jiwa proklamasi

(catatan langit, 18 agustus 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun