termangu di serambi malam
membiarkan jarum jam
berdetak dalam hening
kupatahkan dua sayap benak
yang kerap mengembara liar
sebab ia selalu pulang
membawa himpunan rasa hambar
dan pijakan rapuh
aku terdiam meresapi
silir angin malam bertiup lembut
lalu membiarkan hati
mengendalikan laju waktu
dan meruah apa adanya
dengan hati yang tenang
aku mengeja sunyi
tuk menemukan arti kebeningan jiwa
sebab pikiran terlalu rusuh
dan tak bisa memahami
peliknya anyaman sunyi sepi di ruang rasa
(catatan langit, 12 agustus 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H