Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rembulan dan Ranting Patah

5 Agustus 2019   22:05 Diperbarui: 5 Agustus 2019   22:41 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sudah lama rembulan dilanun sepi
pun sudah lelah rembulan
menggantung sendirian
di langit malam yang malang

hingga suatu ketika
ia berjalan ke bumi
mencari teman berbagi
dan tanpa sengaja
bertemu dengan ranting patah

sontak mata lahir
dan mata hati rembulan
terpukau dan jatuh cinta
kepada ranting patah

ah, memang tak butuh waktu lama
untuk memikat hati rembulan
yang sudah ratusan malam
memagut perih kesunyian

"seharusnya Anda bersanding
dengan matahari
ia sepadan dengan Anda
bukan denganku yang diliputi banyak kekurangan" ujar ranting patah

"seribu bintang juga telah
membisikkan itu. di benak mereka
mataharilah yang pantas untukku
sayangnya ruang rasa tak mengenal kata sepadan. ketika rasa kita melebur dalam cinta, masihkah kita mengenal sisi kekurangan?" tegas rembulan

(catatan langit, 5 agustus 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun