Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Puah

8 Juli 2019   11:35 Diperbarui: 8 Juli 2019   11:38 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tembok-tembok gedung nan megah sedang menghimpun taktik agar tetap menjulang ke langit di tengah amuk alam

kursi-kursi mewah lagi sibuk menghalau waktu agar tak melapuk. atap-atap rumah tak sabar menanti dentingan rinai hujan

pohon-pohon merias diri agar sang bayu mengajaknya menari bersama. sementara sepatu-sepatu kantor terus melaju mematuhi kehendak tuannya, tanpa menoleh sekalipun

puah. urus diri sendiri. kehidupan sedang sibuk. kalau ada pinta tuk ulurkan tangan,
tunggu mereka sisakan waktu

(catatan langit, 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun