Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mudik Tukang Becak

30 Mei 2019   19:17 Diperbarui: 30 Mei 2019   19:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: SatuMedia.Net

Tak sabar rasanya. Makin ke sini, jantungku makin berdegup kencang. Bersabarlah sebentar lagi, aku akan pulang akhir pekan ini tuk hapus rasa rindumu.

Akupun tak tahan, jika harus berlama-lama di kampung orang. Setiap aku mengayuh becak, yang terbayang hanya wajahmu dan anak kita.

Tapi maafkanlah daku, aku pulang tak membawa sebongkah berlian untukmu. Maafkanlah daku yang tak bisa memberi banyak.

Karenanya, dari lubuk hatiku yang terdalam, kuminta kau tetap menerimaku sayang dengan apa adanya, meski isi dompetku tak setebal dompet orang kaya.

Kuminta kau tetap tersenyum meski hanya selembar saja pakaian baru untukmu dan anak kita.

(Catatan langit, 30 Mei 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun