Ku jalani waktu
Dengan rasa pilu
Juga dengan gigi ngilu
Dua hari berlalu puasaku
Namun terasa hambar
Kepedihan menggerayangi
Langit kemanusiaanku
Dalam perjalanan pulang disertai macet
Mata lahirku menyaksikan
Tiga orang nenek tua renta
Termangu di bibir jalan
Menanti azan magrib berkumandang
Dari raut wajah dan pakaian lusuhnya
Tak salah, mereka orang-orang susah
Kau tahu kawan, apa menu buka puasanya?
Segelas air putih dan angin bercampur debu yang bertiup dari ufuk derita
Seketika aku tertunduk ke tanah
Batin lalu berbisik lirih:
"Malu aku mengaku sebagai orang mukmin. Melihat hidup mereka seperti itu"
(Catatan langit, 7 Mei 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H