Aku seorang buruh. Di tanganku banyak besi. Ada gergaji untuk memotong tripleks. Ada palu untuk memasang paku di tembok raksasa.
Ada arit untuk memotong batang padi. Ada kunci Inggris untuk merekatkan baut mesin yang longgar.
Esok lusa mereka tak segan menggergaji nasibku jika ketahuan membangkang, serupa ikut demontrasi minta kenaikan upah.
Memasang paku derita, jika aku mulai malas. Memotong upahku jika telat satu menit saja. Dan akan mengencangkan perutku.
Dalam keheningan, dewi keadilan tetiba bertanya, kepada besi-besi itu: "Siapa yang (akan) menyuruhmu melakukan semua itu?"
"Siapa lagi kalau bukan para kapitalis." tegas besi-besi itu.
(Catatan langit, 1 Mei 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H