Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[PUISI] Aku Seorang Buruh dan Nasibku

1 Mei 2019   17:50 Diperbarui: 1 Mei 2019   18:11 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku seorang buruh. Di tanganku banyak besi. Ada gergaji untuk memotong tripleks. Ada palu untuk memasang paku di tembok raksasa.

Ada arit untuk memotong batang padi. Ada kunci Inggris untuk merekatkan baut mesin yang longgar.

Esok lusa mereka tak segan menggergaji nasibku jika ketahuan membangkang, serupa ikut demontrasi minta kenaikan upah.

Memasang paku derita, jika aku mulai malas. Memotong upahku jika telat satu menit saja. Dan akan mengencangkan perutku.

Dalam keheningan, dewi keadilan tetiba bertanya, kepada besi-besi itu: "Siapa yang (akan) menyuruhmu melakukan semua itu?"

"Siapa lagi kalau bukan para kapitalis." tegas besi-besi itu.

(Catatan langit, 1 Mei 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun