Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanpa Sentuhan Tangan Kaum Buruh

1 Mei 2019   15:49 Diperbarui: 1 Mei 2019   16:13 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba termenung sejenak, bayangkan, dunia manusia kebanyakan, tanpa sentuhan tangan kaum buruh. Aku sendiri memastikan, tanpa mereka, tiada gedung-gedung megah yang digunakan penguasa untuk melayani rakyat banyak.

Tak ada rumah sakit bertingkat, sebagai tempat untuk mengobati luka yang menganga. Tak ada sekolah dan kampus kokoh berdiri untuk wadah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tak ada perumahan yang asri.

Tak ada jalan tol membentang menjadi punggung kendaraan mewah melaju kencang. Tak ada pusat perbelanjaan. Tak ada pelabuhan dan bandara kebanggaan. Tak ada roti.

Tak ada mie instan, tak ada makanan dan minuman pemuas selera, tak ada pakaian yang indah. Dan pastinya tak ada akumulasi modal untuk para kapitalis. Lalu ketika mereka berjuang;

Mengorganisir diri lewat serikat-serikat buruh. Kemudian menduduki dan mengambil alih jalan raya, untuk berteriak sekeras-kerasnya, meminta kenaikan upah setiap satu Mei, mengapa begitu sulit diwujudkan?

Catatan langit, 1 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun