Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Belum Redup

14 April 2019   23:23 Diperbarui: 14 April 2019   23:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cahaya temaram tak selamanya bertahta. Kegelapan malam tak selalu menyelimuti. Seumpama badai, amuknya akan berlalu.

Gelombang pasang air laut pun pasti surut. Hujan deras akan reda dan langit pun tak selalu buram.

Yakinlah kawan, aku belum redup. Mataku masih bersinar terang membaca lembaran masa lalu yang angkuh memenjarakan manusia.

Mimpi-mimpi yang pernah ada, masih bersemayam rapi di alam benak. Tentang terma keadilan dan kemanusiaan.

Yang pernah kita nyalakan dalam keheningan malam, masih menerangi langkahku di labirin kehidupan ini.

(Catatan langit)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun