Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Kacau Karenamu

10 April 2019   13:36 Diperbarui: 10 April 2019   13:44 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Termenung di pangkuan Ibu Pertiwi. Menatap kacaunya langit. Awan hitam berlari saling tabrak berebut arah. Udara datang membawa hawa panas dan beracun.

Siang ini, di pundak waktu aku berdiri dan terpaksa memainkan nada-nada kekacauan, sambil meresapi tangisan lalu halimun yang telah berpisah dengan embun.

Kacau merajai segenap ruang batin karena kicauanmu terus merobek ketenangan anak negeri. Kau tawarkan asa di tepi yang lama kalah, tapi hanya untuk kepentingan sempit.

Kenapa aku harus kacau? Ya iyalah aku harus kacau karena ini negeriku, ada aku di dalamnya ikut terobok-obok oleh tindak-tandukmu.

Kepada emak-emak, tua jompo, petani, nelayan, kaum miskin kota, bahkan generasi milenial, coba kau beraki otaknya dengan fitnah keji, demi ambisi kuasamu.

Maki sini, maki sana, serang sana, serang sini. Lawan ternodai. Lalu mengultuskan diri bagai tak tersentuh dosa; paling suci. Tak peduli sudah banyak ikatan terbelah.

Kau pikir aku akan diam dalam kekacauan? Oh tidak, mulut ini tak akan bungkam melihat manuver dan akrobat politikmu.

Semampu dan semampusku akan kupaparkan kebenaran di kuping saudara sebangsa dan setanah airku.

(Catatan langit, 10 April 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun