Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tiada

10 April 2019   08:21 Diperbarui: 10 April 2019   08:28 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Termangu di pelataran parkir sekolah menatap kosong segala sudut. Tiada hangat sinar mentari menyentuhku, karena tertutup lebatnya daun mangga.

Ya tiada, tiada yang dapat kusulam menjadi aksara-aksara penghalus rasa. Karena sejak semalam aku dicampakkan bulan. Kecuali hanya tiada yang dapat kuuntai.

Saat ini, tiadalah yang memenuhi ruang pikir. Dari tiada kusadari diriku. Berada di antara tiada, ada yang tiada. Berada di antara ada, aku tiada. Kususuri ketiadaan karena ada yang memanggilku memaknai tiada.


(Catatan langit, 10 April 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun