Ialah ketika sebelum terbit matahari di ufuk timur disambut dengan ibadah. Kemudian menyeruput kopi, menghadapkan wajah ke arah matahari merasakan hangat dan sentuhan merah lembutnya.
Setelah itu menganggit bait-bait puisi, lalu berangkat ke tempat kerja dengan sebuah lagu-lagu penyemangat. Di tempat kerja rekah-rekah senyuman hadir, kemudian menyapa rekan kerja.
Sesekali meledakkan tawa mengusir rasa tegang dan bekerja sepenuh hati. Di sore hari bercengkerama dengan keluarga di beranda rumah dan bertegur sapa dengan para tetangga dan tentu kopi hitam wajib hadir.
Ahhay...itulah hidup yang paling bahagia menurutku kawan.
(Catatan langit, 13/03/19)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H