Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Tak Biasa

28 Januari 2019   00:45 Diperbarui: 28 Januari 2019   00:54 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Aku tak biasa
melewati malam
tanpa terangnya bulan

Bulan,
Kumohon hadirlah malam ini
Jangan sembunyi
Temanilah jiwaku
Ingin ku mengadu kepadamu
Tentang resahku
akan dunia yang timpang
Bertahta penuh aniaya di bawah matahari

Mendekaplah
Sentuhlah wajahku
Menarilah di atas tubuh dinginku
Manjakanlah aku dengan cahaya kuningmu
Sinarilah lorong hatiku yang sunyi

Bulan,
Di sini ada cahaya lampu
Tapi sedikit pun,
mata tak menemukan cahaya
Jiwa tetap tertawan dalam temaram
Tak sanggup menerjemahkan esensi cahaya, hingga tersesat
meraba-raba di labirin kegelapan

Bulan,
Tinggalkanlah pelukan awan sementara waktu
Mintalah bantuan angin untuk melepasnya
Bila tak cukup,
Bersekutulah dengan sang bintang

Bulan,
Sapalah aku malam ini
meski hanya sinar redupmu
Karena sungguh aku tak biasa
Terlelap sebelum menimba sinar indahmu

(Catatan langit, 28 Januari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun