Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nasionalisme

29 Desember 2018   13:33 Diperbarui: 29 Desember 2018   14:19 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: hipwee.com

Nasionalisme itu tetap cinta

Meski kalah dalam pertarungan

Terbuang tanpa pengikut

Terpojok di lorong sejarah yang kelam

Nasionalisme itu tetap cinta

Meski derita tiada akhir

Paceklik mencekik

Masa depan suram mencekam

Nasionalisme itu selalu cinta

Meski perjuangan dilupakan

Karya tak dihargai

Suara protes diabaikan

Ini tumpah darah kita

Tak peduli laku para kompatriot

Tak peduli roda kekuasaan menggilas batin

Bersama kita teriakkan :

"Aku tetap cinta tanah air dan bangsaku

dalam suka maupun duka"

(Catatan langit)

Makassar, 29 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun