Mohon tunggu...
Armansyah Prasasti Pamungkas
Armansyah Prasasti Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswa yang ingin mendapat nilai bagus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi Pertahanan Indonesia dengan Amerika Serikat pada Era Joko Widodo

31 Maret 2023   21:49 Diperbarui: 3 April 2023   09:18 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : ANTARA/HO-Tim Media Prabowo Subianto 

Pada tahun 2005, Indonesia dan Amerika Serikat melakukan kerjasama berlandaskan dari stabilitas dan kesejahteraan kawasan, keamanan lingkungan, demokrasi dan hak asasi manusia, pendidikan militer, kontra-terorisme, dan kekuatan maritim. Hubungan ini semakin melekat semenjak disepakatinya Comprehensive Partnership pada tahun 2010. Kerjasama ini mengacu pada tiga pilar, yaitu politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, dan sosial teknologi dan lingkungan.

 Berdasarkan teori kebijakan luar negeri, proses pengambilan kebijakan keputusan dapat dianalisis melalui tiga model, yaitu proses rasional, organisasional, dan birokratik. Indonesia menggunakan diplomasi pertahanan bertujuan untuk membentuk kerjasama dengan negara-negara yang berpotensi  memberi keuntungan nasional. Terbentuknya diplomasi ini diakibatkan proses globalisasi yang terus meluas dan sistem internasional yang fleksibel menimbulkan komplikasi terhadap konsep dasar ancaman dalam interaksi antar negara.

Hal ini memaksa setiap negara menerapkan kebijakan-kebijakan tertentu, bertujuan untuk mempertahankan eksistensinya di dalam sistem internasional dan mencapai keinginan dari kepentingan nasionalnya.  Bentuk kerjasama diplomasi pertahanan berupa aliansi, koalisi, kemitraan, dan komunitas keamanan regional.Dalam model rasional berupa unit Analisa national actor, negara dianggap sebagai aktor yang menentukan pengambilan keputusan yang menentukan tujuan, opsi, konsekuensi, dan pilihan.

Ketika tujuan dan sasaran telah ditentukan, tahap selanjutnya adalah opsi berupa tindakan yang mewujudkan tujuan dan sasaran yang diinginkan. Setelah opsi sudah dimiliki akan dipertimbangkan konsekuensinya, sehingga muncul pilihan untuk menentukan. Pilihan ini akan di pertimbangkan terhadap tujuan negara. 

Kepentingan keamanan merupakan bagian vital dari negara, untuk mencapai hal tersebut harus melalui beberapa cara, yaitu memperkuat kerjasama dan hubungan baik dengan negara sahabat, memelihara hubungan erat dengan negara-negara yang saling ingin menguatkan keamanan, dan normalisasi dengan negara-negara yang memusuhi. Kemudian, diplomasi pertahanan merupakan strategi kerjasama mengidentifikasikan tiga makna, yakni confidence building measures (CBMs), civil-military relation dan wider foreign policy objectives in the other countries area of defense.

 Diplomasi pertahanan merupakan alat untuk mewujudkan keuntungan dan kesetaraan kekuatan antara aktor di dalam sistem internasional. Ruang lingkup dari diplomasi pertahanan untuk memperkuat kerjasama dan rasa saling percaya antar negara, meningkatkan kapabilitas pertahanan, mencegah pengembangan senjata pemusnah massal, meningkatkan kapabilitas militer melalui pengerahan pasukan perdamaian. 

Diplomasi kekuatan menengah, yaitu berfokus pada diplomasi baru yang menghuni "middle power" dalam sistem internasional. Untuk memenuhi syarat agar terjadinya diplomasi, sebuah negara harus cukup kuat dalam mempertahankan diri atau menawarkan bantuan substantif kepada pihak lain.

Evolusi diplomasi pertahanan dan interaksi antara diplomasi dan kekuasan terlihat pada abad ke-20, terutama pada saat distribusi kekuatan global sedang berubah. Setelah perang dunia pertama, terbentuknya organisasi internasional Liga Bangsa-Bangsa, kemudian berkembang menjadi Persatuan Bangsa-Bangsa yang membedakan antara kekuatan besar, menengah, dan kecil. Diplomasi ini bertujuan untuk mencari cara untuk memastikan bahwa kebijakan luar negeri membawa kepentingan bersama dalam keadilan.

Selain itu, kepentingan dan dinamika kekuatan membuat negara-negara mereka yang memberi otoritas dan tingkat pengaruh dan kekuatan tertentu yang mereka tidak miliki. Keberadaan diplomasi pertahanan agar terikat oleh aturan bersama, nilai, dan kepentingan bersama yang diungkapkan melalui institusi bersama. 

Dalam kasus kekuatan traditional middle power, kekuatan menengah yang muncul menggunakan diplomasi untuk menekankan kekuatan lunak mereka, dan menjangkau jauh melampaui wilayah terdekat mereka. Kemudian, kekuatan yang cukup secara ekonomi dan politik pada lingkungan strategis kawasannya, dimana negara middle power berusa untuk membangun kepemimpinan regional dengan kegiatan diplomasi multilateral atau kerjasama
 
Kerjasama pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat sebagai berikut :

1. Kerjasama Pertahanan dalam Tatanan capacity building

Peningkatan kapasitas sebagai struktur utama dalam perkembangan secara berkelanjutan dan berpusat kepada manusia. Dalam kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dan AS menunjukkan beberapa kegiatan bahwa diplomasi pertahanan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara dengan mengadakan Latihan bersama. 

Garuda shield adalah Latihan gabungan selama dua minggu antara Angkatan darat amerika serikat dan TNI AD. Tujuan Latihan gabungan ini untuk meningkatkan dan memperkaya kemampuan perang hutan pasukan US army dan TNI AD.  Selain itu, Latihan ini sebagai wadah mempromosikan hubungan militer kearah positif dengan meningkatkan interoperabilitas, kesadaran budaya, pelatihan individu, dan kolektif.


2. Kerjasama pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat dalam Tatanan confidence building measure (CBM)

Indicator pertama melalui komunikasi, salah satu terbentuknya pelaksanaan CBM dengan adanya forum komunikasi hubungan bilateral. Dalam diplomasi pertahanan yang dilakukan antara indonesia dan AS antara lain Indonesia-United States Security Dialogue (IUSSD) dan United States-Indonesia bilateral Defense Discussion (USIBD). 

Indicator kedua adalah transparansi, kegiatan tersebut terlihat dengan adanya publikasi Buku Putih Pertahanan negara. indicator ketiga adalah konsultasi, bentuk dari aktivitas konsultasi dalam pelaksanaan CBM pada hubungan bilateral negara ditunjukkan melalui joint commission meeting. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat kemitraan komprehensif bilateral antara Indonesia-AS dan meningkatkan kontribusi kedua negara terhadap perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.


3. Pendidikan dan pelatihan
Program IMET (international Military and Education Training) adalah program pengiriman personel militer dan sipil dalam pendidikan sekolah staf dan komando, sekolah angkatan perang, dan kursus singkat lainnya. Tujuan dari program ini didesain untuk peningkatan profesionalisme militer, mendorong reformasi institusi pertahanan dan memberikan pengetahuan tentang hubungan sipil-militer, dan lainnya.
           
Kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat mendapat keuntungan besar terhadap kemampuan pertahanan mulai dari kerjasama pertahanan dalam tatanan capacity building. Pengembangan kemampuan pertahanan perlu dilakukan untuk menghadapi ancaman potensial dari negara lain. tatanan confidence building measure, AS belum terlalu percaya kepada Indonesia dengan kemajuan CBM. Namun, hubungan ini membaik dengan adanya forum komunikasi hubungan bilateral   pendidikan dan pelatihan melalui  joint commission meeting. Pendidikan dan pelatihan melalui program IMET mendorong institusi pertahanan dan pengetahuan tentang sipil-militer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun