Mohon tunggu...
Arman Panigfat
Arman Panigfat Mohon Tunggu... Pemerhati -

Institut Tinta Manuru Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Telanjang Dada

2 Oktober 2017   19:47 Diperbarui: 2 Oktober 2017   20:04 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dadanya mengalir syubhat, begitulah ia membalut tubuhnya,

mengalihkan pandangan menguakkan nafsu

Berpakaian muslimah bergoyang-goyang seperti punuk unta.

Bukankah itu sama-sama telanjang. Hanya saja kau menghilangkan nalar agama dan pengetahuan.

Tidak, kedalam hakekat ilmu !!

Setelah merayu rayap diatas tubuh mulus. Tuhan sekalipun kau hilangkan dalam batinmu.. Kini,, dunia terbelah dua. Terbelah kedalam barat dan timur,

kebarat baratan telanjang dada.. ketimur punuk unta, ketika bergerak begitu menggoda.

Lihatlah djaman bergerak erotis. Karnaval telanjang dianggap biasa, berbalut tubuh dianggap teroris.. Tubuh wanita sudah komersil di iklankan di jalan-jalan, layar visual dan ruangan berkedip

Namun, ia tak ambil pusing.

Tidakkah kau tau, aku begitu sembilu, tertahan dengan ide dan kata-kata ! itukah rasa: memaksa.

Aku di ingatkan untuk mengajari bukan memaksa, bukannya itu yang kita dapatkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun