Maka dari itu salah satu yang menjadi fungsi partai politik yaitu rekrutmen politik dengan menghadirkan kader terbaik yang loyal terhadap partai dan memiliki kapabilitas untuk dijadikan sebagai calon kepala daerah dan Calon anggota DPR. Meskipun pada dasarnya semua partai politik yang ada di Indonesia melakukan kaderisasi akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan dan tujuan untuk memperoleh suara sebanyak banyaknya sehingga bisa  merebut kekuasaan.
Mengacu pada pemilu tahun 2019 yang lalu bisa kita lihat bagaimana partai politik beradu strategi untuk memperebutkan kekuasaan, dengan menempatkan kader partai yang dianggap dapat mendapatkan kursi di parlemen dengan tidak lagi memperhatikan kader yang memiliki kompeten.Â
Yang ada hanyalah mencari eksistensi partai dengan tidak memperhatikan output yang akan dihasilkan ketika kader yang diusungnya, dan seberapa besar kontribusi yang akan dihasilkan. Sehingga terjadi disfungsi partai yang tidak lagi menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
Akan tetapi dari beberapa partai politik, penulis melihat yang lebih mendekati partai kader adalah Partai Keadilan Sejahtera. Dilihat dari perspektif ideologi, PKS sejak awal kemunculannya membawa ideologi baru, yaitu ideologi yang bersumber pada nilai-nilai Islam.Â
Di sini dapat dikatakan bahwa PKS adalah bagian dari gerakan Islam politik. Seringkali disebut partai dakwah. Kelahiran PKS memang diawali oleh aktivitas dakwah di kampus-kampus. Karena PKS bisa disebut menjalankan politik identitas dalam langkah-langkah politiknya.Â
Dengan idelogi yang berasaskan islam menjadi identitas yang diperjuangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sulit mengidentifikasi dirinya, apakah tetap mempertahan idealis sebagai partai yang memiliki ideologi atau lebih mengarah pada politik praktis dengan mengumpulkan dukungan yang sebanyak-banyaknya demi memperebutkan kekuaasan.
Eksistensi partai politik di era reformasi memang tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu cara untuk mempertahan atau memperebutkan kekuasaan adalah memiliki basis massa yang besar dengan memiliki kader yang tersebar di berbagai daerah sebagai perpanjangan tangan kepentingan elit yang ada di pusat. Dengan menyampingkan kaderisasi partai itu sendiri.
Tayang di blog pribadi Arman givari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H