Mohon tunggu...
Arman Fauzi
Arman Fauzi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SMK 1 Pasie Raja, Coba Bangkit Pasca-konflik

30 Januari 2015   18:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:05 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan, Propinsi Aceh mulai bangkit. Dulu ketika konflik bersenjata di Aceh, sekolah ini dijadikan sebagai lokasi pengungsian warga. Karenanya, banyak fasilitas sekolah yang rusak dan nyaris tidak terawat. Kini sekolah tersebut mulai berbenah dengan fokus pada penciptaan produk.

Sebuah bangunan sekolah yang sudah berusia lebih  20 tahun itu berdiri kokoh di pinggir jalan nasional Tapaktuan Medan, tepatnya 23 km dari kota tapaktuan, kabupaten Aceh Selatan, propinsi Aceh. Sekolah ini memiliki tiga jurusan, yakni jurusan tanamah pangan holtikultura, jurusan peternakan unggas dan jurusan pengelasan.

Dengan bermodalkan semangat dan fasilitas seadainya, sekolah ini mulai pelan-pelan menciptakan produk seperti produksi ayam pedaging. Saat ini SMK negeri 1 Pasie Raja bersama siswanya mengembangkan produksi ayam pedaging untuk menutupi kebutuhan ayam di rumah makan dan restoran  kota Tapaktuan. Disamping usaha bidang peternakan, SMK ini juga memiliki workshop yang mampu menghasilkan produk untuk kebutuhan rumah tangga, seperti teralis, pagar, dan lain sebagainya.

Jurusan tanaman pangan dan holtikultura juga sedang mengembangkan tanaman kacang tanah, cabe dan terong. Dengan bermodalkan lahan yang begitu luas, hampir puluhan hektar, sekolah ini sangat potensial untuk dikembangkaan sebagai pusat belajar masyarakat khususnya bidang pertanian dan peternakan di Aceh, khususnya di kabupaten Aceh Selatan.

Untuk memajukan sekolah yang pernah menjadi salah satu sekolah favorit di Aceh ini, memang membutuhkan keseriusan semua pihak. Tantangan yang dihadapi sekolah ini adalah merehab infrastruktr sekolah yang hancur dan perlu perawatan seperti bengkel, kandang dan asrama bagi siswa dan guru. Anas, S.Ag, M.Ag selaku kepala sekolah tersebut sudah berupaya untuk mencari sumber-sumber pendanaan bagi pengembangan sekolah tersebut. Semoga sekolah yang pernah menjadi lokasi pengungsian ini bisa kembali menjadi sekolah favorit di wilayah barat selatan Aceh, dan dapat membantu berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun