Mohon tunggu...
Armando Pangab
Armando Pangab Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa UKSW

Menjadi pribadi yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta Tidak Pernah Absen Banjir

5 Februari 2020   13:56 Diperbarui: 5 Februari 2020   14:03 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita ketahui setiap tahun atau pengujung  tahun selalu jakarta kena imbasnya pada musim penghujan yaitu  kebanjiran. Jadi tidak asing jika jakarta lama -- lama akan tenggelam kotanya. Banyak orang berspekulasi penyebab terjadinya banjir diakibatkan lambannya  pemerintahan terhadap penanganan banjir di Ibukota Jakarta.

Dan adalagi berpendapat banjir terbesar di tahun 2020 pada masa pemerintahan Anies Baswedan. Masyrakat berkata Gubernur Jakarta terlalu santai dalam penangan banjir dan bahkan tidak banyak mealukan tindakan besar untuk mengurangi banjir.

Mungkin masyarakat belum mengetahui kinerja Gurbenur Jakarta, mungkin saja masih dilakukan normalisasi di daerah- daerah hulu. Akan tetapi seharusnya masyakat Jakarta harus waspada sebelumya jika terjadi banjir semisal pada bulan ini terjadi cuaca ekstrem di daerah Jabodetabek yaitu mebuat pembuangan air dipinggir jalan mungkin dapat mengurangi terjadinya Banjir.

Begitu juga sebenarnya yang menyebabkan banjir paling utama yaitu kurangnya kesadaran masyarakat yaitu masih saja membuang sampah sembarangan. Mengapa begitu banyak sekali limbah limbah sampah yang dibuang disungai akibatnya aliran sungai tersebut tersumbat, kemudian banjir ini juga banyak menmbulkan penyakit diakibatka air tersebut sudah tercampur limbah plastik. Untuk itu mengapa Jakarta tiap tahun dan tidak pernah absen terhadap banjir yang diakibatkan kurangnya kesadaran masyarak itu sendiri.

Selalu menyalahkan pemerintah. Pemerintah juga tahu bahwa "siapa sih yang tidak mau rumah nya kebanjiran " pemerintah sudah berupaya untuk menangulangi jika masyarakat muali dari kecil saja untuk membuang sampah pada tempat kemudian membuat saluran air mungkin saja kota tersebut tidak digear kota tenggelam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun