Ayah dan bunda dapat bertanya-tanya kepada orang tua lain yang anaknya sedang bersekolah di PAUD yang bersangkutan maupun yang sudah lulus, mengenai bagaimana keadaan sekolah beserta guru-gurunya.
Apa yang diuraikan dalam artikel tersebut saya pikir benar adanya. Kondisi ideal. Tapi faktanya, saya dan istri tidak bisa terlalu dalam ketika melakukan riset terhadap suatu PAUD untuk anak kami kala itu.
Hal-hal semacam akreditasi masih bisa dicari karena informasi semacam itu memang konsumsi publik. Namun urusan seperti temperamen guru yang ada di sana akan selalu menjadi misteri kecuali bertanya kepada "ibu-ibu setempat".
Maka dua faktor utama, seperti yang disebutkan pada awal paragraf, untuk memutuskan di mana anak saya akan masuk PAUD adalah lokasi dan biaya. Sisanya, riset kami seputar mencari kesaksian para orang tua lain yang anaknya pernah menjalani pendidikan di PAUD yang kami inginkan.
Sebut saja PAUD XYZ. Saya dan istri mendapatkan informasi baik dan kurang baik. Lima puluh versus lima puluh, anggap saja begitu.
Karena beberapa pertimbangan dan biaya sekolah yang lumayan terjangkau, maka anak pertama kami masuk ke lembaga tersebut.
Tahun pertama, saya dan istri sangat puas dengan program dan guru-gurunya. Terutama wali kelas anak kami yang sangat ramah dan kooperatif.
Sayangnya, tahun 2024 ini (tahun kedua), sekarang anak kami mendapatkan wali kelas yang berbanding terbalik 180 derajat jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Contoh, misalnya ada kegiatan untuk esok hari, wali kelasnya yang sekarang biasanya memberitahukan info kepada para orang tua dalam waktu selambat-lambatnya. Sementara kelas-kelas lain mendapatkan informasi lebih awal sehingga orang tua mereka jauh lebih sigap saat mempersiapkan segala sesuatunya.
Sementara itu, ketika saya mendengar kisah-kisah dari orang lain yang menyekolahkan anaknya di tempat yang lebih "mewah", jarang ada yang mengecewakan.
Jika benar klaim "memuaskan" dari orang-orang tersebut, maka ternyata prinsip "ada harga ada rupa" juga berlaku pada sebagian lembaga pendidikan ... saya ulangi ... sebagian ... tidak semua.