Singkat cerita, dialah yang akhirnya banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi tersebut. Pak R banyak memberikan saran dan trik dalam menghadapi oknum-oknum dosen.
Meski kami berbeda agama, tidak membuat Pak R berat hati ketika memberikan bimbingan skripsi kepada saya. Ia memandang saya sebagai mahasiswa yang butuh bantuan ... ya ... hanya mahasiswa tanpa label lain.
Beliau juga telah menjadi salah satu role model bagi saya, tentang bagaimana cara mengaplikasikan toleransi dalam keseharian.
Atas izin Allah subhanahu wa ta'alaa, saya pun menyelesaikan sidang skripsi tanpa mengalami kendala yang berarti.
Saat itu saya menyalami Pak X yang sudah sembuh dari sakitnya dan Bu Y dengan perasaan hampa. Mereka kebetulan menjadi dosen pendamping 1 dan dosen pendamping 2 ketika sidang itu berlangsung.
Pak X dan Bu Y tak lebih dari orang yang menandatangani "setuju" saja dalam perjuangan saya menyelesaikan skripsi.
Ironis memang, saya yang membahas tentang tema kepuasan konsumen, secara empiris malah mengalami apa yang disebut dengan kekecewaan terhadap penyedia jasa.
Nilai positif yang saya dapatkan pada tahap akhir pendidikan jauh kalah melawan biaya yang telah dikeluarkan. Saya tidak puas atas pelayanan pihak kampus.
Saya menyadari, barangkali kekurangan saya pada masa itu adalah tidak terlalu mendesak pihak akademik kampus untuk meminta solusi atas masalah yang ada.
Saya berpikir bahwa sia-sia juga meminta bantuan kepada mereka. Saya rasa, mereka sama saja. Sama-sama melanggengkan cara kerja santai.
Bagi saudara-saudara yang beragama Islam, mari kita renungkan bersama sabda Nabi Muhammad salallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini: "Barang siapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika di dunia, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barang siapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya."