Bang Tomi sempat rutin melakukan "perhitungan" demi "jalan hidup" yang lebih aman. Tapi ia menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah berusaha mengetahui "rahasia".
Namun mengetahui "rahasia" memiliki konsekuensi yang barangkali tak bisa kita bayangkan. Dalam sudut pandangnya melakukan hal tersebut juga berpotensi merusak timeline.
Karena agak sensitif, apa yang dimaksud dengan timeline ini tidak akan saya jelaskan lebih lanjut.
"Apa pesan dari Abang untuk pembaca buku ini?" tanya saya.
"Sebaiknya hanya untuk sekadar pengetahuan. Tapi jika ingin membuktikan, maka harus siap dengan akibatnya. Tak ada salahnya kalau ingin membuktikan, karena 'yakin' itu tercipta karena ada 'bukti'," pungkasnya.
Setelah berdialog dengan Bang Tomi, saya berpikir selama beberapa saat untuk memutuskan apakah akan membeli buku itu atau tidak. Godaannya besar, tapi saya redam.
Saya juga berterima kasih kepada penerbit lokal dari Kota Pontianak, Enggang Media, yang sudi bersusah payah mengumpulkan rekan-rekan pecinta literasi dari seluruh Kalimantan Barat untuk berpartisipasi pada "Pasar Buku Membaca Pontianak".
Semoga dunia sastra dan literasi semakin berjaya di Kota Pontianak yang telah berulang tahun ke-253 pada 23 Oktober 2024 lalu.
----
Dicky Armando, S.E. - Pontianak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H