Ia pantas berbangga hati atas segala kejadian yang telah dilaluinya setelah diperlakukan secara tak adil di masa lalu. Saya sangat senang dengan keadaannya yang sekarang.
Saya bukan orang yang berkecimpung di dunia HRD atau pengelolaan sumber daya manusia. Namun jika boleh saya berpesan kepada para manajer dan supervisor atas dasar kemanusiaan, agar bisa menghilangkan prinsip "suka" dan "tidak suka" dalam indikator penilaian kalian.
Dalam buku "Manajemen Kinerja" yang ditulis oleh Dr. Wehelmina Rumawas, S.Sos, M.Si (Unsrat Press, 2021), pada halaman 69 dijelaskan mengenai kinerja seseorang dipengaruhi 3 faktor, yaitu: kompetensi individu, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen.
Kompetensi individu dibagi ke dalam dua hal, yaitu: kemampuan plus keterampilan kerja, dan motivasi plus etos kerja.
Saya yang secara langsung melihat bagaimana Toin bekerja nyaris setiap hari, tak melihat faktor-faktor yang akan menjadi masalah besar kelak, baik dalam hal keterampilan maupun etos kerja. Kalaupun ada, sepertinya hanyalah kesalahan dan alasan yang dicari-cari sampai hari kiamat.
Teori dan ilmu pengetahuan sudah tersedia, tapi saya pribadi meyakini bahwa tidak sedikit oknum pemegang kuasa lebih menggunakan sentimen daripada objektivitas. Gila hormat, sebut saja begitu.
Oleh karena itu, bagi saudara-saudara saya yang muslim tentunya kita wajib berserah diri kepada Allah subhanahu wa ta'alaa, jangan bergantung kepada makhluk (manusia) karena kerap mengecewakan.
Ada baiknya kita mengamalkan doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad salallahu 'alahi wa sallam berikut ini (diriwayatkan oleh Anas bin Malik): "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut, terlilit utang, dan keganasan orang lain."
Semoga para pencari nafkah di Indonesia mendapatkan segala kebaikan. Aaammiin!
----
Dicky Armando, S.E. - Pontianak