Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Nomor Urut Pilkada Tidak Penting

27 September 2024   09:38 Diperbarui: 27 September 2024   09:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat saya yang lahir dan besar di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, agenda pemilu merupakan sesuatu yang seru. Jika sedang masa-nya, perbincangan di warung kopi terkadang berlangsung sengit.

Nomor urut pasangan peserta pemilihan wali kota dan wakil wali kota telah ditetapkan oleh KPU, begitu pula dengan peserta pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat.

Barangkali bagi sebagian orang, nomor urut pilkada merupakan hal penting. Namun buat saya yang orang awam ini, hal yang paling mendesak adalah kepada siapa para calon pejabat ini berpihak.

Betul, tidak mudah menduga siapa yang akan berdiri bersama rakyat. Tapi setidaknya masyarakat sudah harus cerdas dalam menganalisis siapa pilihannya, mulai dari latar belakang pendidikan, dan seterusnya.

Kira-kira ini pertanyaan yang harus dijawab sebelum memilih pada perhelatan pilkada: "Sudah berapa kali Anda kecewa selama pemilu yang pernah diikuti?"

Setelah pertanyaan itu terjawab, maka kita bisa memulai menyelidiki siapa saja yang sepertinya mau bekerja untuk masyarakat, bukan untuk keluarga atau golongannya saja. Jangan lupa untuk memperhatikan partai-partai pendukung. Menurut saya secara pribadi, jika suatu partai pernah mendukung seseorang yang mengecewakan masyarakat, mereka berpotensi akan mengulangnya. Jadi, berhati-hatilah.

Sebagai rakyat, kita harus cerdas, jangan mau telan mentah-mentah mereka punya janji manis. Saya pikir tak ada calon wali kota dan gubernur yang sempurna, tapi kita harus memilih dia yang "paling adil".

Kalau ada calon yang jago bernyanyi, pastikan bahwa suaranya yang indah itu juga lantang ketika warganya dalam kesulitan. Jika muncul calon yang mampu berjoget-joget, pastikan pula dia bersenang-senang dengan masyarakat seluruhnya, bukan dengan pengusaha.

Saya secara pribadi akan memilih orang-orang yang punya komitmen penuh dalam memperbanyak lapangan pekerjaan sekaligus melindungi hak-hak pekerja. Di Kota Pontianak khususnya, kelangkaan kesempatan kerja membuat sebagian pemuda dan para ayah yang kehilangan pekerjaan merasa sendirian, menjadikan mereka kebingungan sepanjang hari.

Selain itu saya berharap, calon-calon pejabat ini mengerti kenyataan bahwa agar masyarakat bisa menaikkan harkat hidup, maka diperlukan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Baik wali kota maupun gubernur wajib berinvestasi kepada peningkatan sumber daya manusia, bukan sekadar membangun trotoar yang indah-indah itu.

Pendidikan dan pelatihan untuk terjun dalam dunia kerja itu tak bisa dibilang murah. Pada elemen ini, menurut saya, pemerintah harus menunjukkan taringnya. Buktikan bahwa mereka bisa mempermudah masyarakat dalam rangka memperbaiki perekonomian secara nyata.

Calon pejabat wali kota dan gubernur juga, dalam perspektif saya, wajib memiliki sikap, gestur, dan pembawaan yang baik plus menarik. Karena rasa-rasanya tidak lucu ketika dia planga-plongo ketika diwawancarai.

Saya punya pertanyaan untuk kita semua: "Apakah Anda pernah membaca tentang pernyataan aneh dari pejabat negara?"

Tak perlu disebutkan siapa orangnya, tapi saya mengingat dengan baik pernah membaca sejumlah artikel yang berisi statement aneh dari oknum pejabat negara. Ini erat kaitannya dengan kecerdasan dari orang tersebut. Masalahnya, seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu sepintar perkiraan kita. Buktinya ya oknum pejabat yang dimaksud tadi, pendidikannya "bukan kaleng-kaleng".

Oleh karena itu, memilih pemimpin cerdas merupakan PR kita semua, mengingat mereka-mereka itu kalau kampanye tampak pintar semua. Sebagai pribadi muslim, saya dan Anda, sudah seharusnya memiliki kriteria yang sesuai dengan tuntunan agama.

Saya mencatat ada sejumlah kualifikasi khusus jika ingin memilih seorang pemimpin. Dalam artikel "Kriteria Pemimpin yang Baik Menurut Nabi" yang ditayangkan oleh NU Online, disebutkan bahwa pemimpin harus jauh dari sifat rakus, karena hal tersebut adalah pemicu kecurangan-kecurangan lainnya. Sifat selanjutnya yang harus dimiliki oleh leader adalah amanah, dicintai dan mencintai rakyatnya.

Entah, dewasa ini saya merasakan adanya pemimpin yang sudah tak dicintai rakyat., tapi bersikeras melanggenggkan kekuasaan dengan cara-cara tertentu. Saya tidak tahu apakah ini hanya firasat atau justru fakta.

Mari kita renungkan perkataan Nabi Muhammad salallahu 'alahi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: "Sesungguhnya kamu sekalian akan berambisi untuk dapat memegang suatu jabatan, tetapi nanti pada hari kiamat jabatan itu menjadi sebuah penyesalan."

Memang kalau dipikir baik-baik, segala yang bernyawa pasti mati. Bahkan orang yang paling berkuasa sekali pun tetap tak akan bisa lari dari kenyataan ini. Semoga kalimat tadi dibaca baik-baik oleh para calon pejabat di mana pun berada, berapa pun nomor urutnya.

Maka pilkada di daerah kali ini, saya akan berusaha seteliti mungkin sebelum memilih mereka yang akan mengemban tugas. Jika ternyata pilihan saya masih salah, maka saya memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta'alaa.

Mari kita wujudkan pilkada aman dan damai di seluruh Indonesia!

----

Dicky Armando, S.E. - Pontianak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun