Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Petuah Pemulung

9 Juli 2021   20:12 Diperbarui: 10 Juli 2021   22:01 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gerobak. Sumber: B Hunt/Pixabay

Roda yang terpasang misalnya, terbuat dari karet berkualitas tinggi. Intinya segala bahan yang dipakai adalah berasal dari bahan yang baik, ringan, dan tahan karat.

Bukannya tidak boleh pemulung memiliki hal-hal itu, hanya saja tidak lazim. Tapi selama tidak merugikan orang lain, maka Mat Grobak boleh memiliki apa pun. Begitu pikiranku meski tetap menyimpan curiga terhadapnya.

Lamunanku yang masih membayang gerobak ajaib itu seketika buyar ketika mendengar suara teriakan dari arah rumah Jordi Alba. Sekelompok mafia mengepung rumah mewah itu. Aku bersembunyi di balik pagar sambil mencoba menghubungi pihak berwajib via telepon genggam.

Suara tembakan bergema ke mana-mana. Baru kutahu mungkin begini rasanya hidup di daerah konflik seperti yang kulihat di berita televisi. Suara tangisan dari tetangga lain juga sampai ke telingaku.

Kulihat para mafia itu tidak mengincar orang lain selain Jordi Alba sekeluarga. Katanya bos dari para pelaku kriminal tersebut dijatuhi hukuman dua puluh tahun penjara, sehingga mereka menuntut balas kepada siapa yang berperan atas kasus tersebut.

Ketika suasana semakin mencekam. Entah dari mana Mat Grobak muncul dengan tenangnya. Kulihat ia menekan semacam tombol yang tersembunyi di bagian bawah tangkai pegangan gerobak.

Kurang dari sepuluh detik, benda itu berubah menjadi senapan mesin yang mampu memuntahkan dua ribu peluru per menit. Para mafia yang berjumlah sepuluh orang itu sekarang telah meregang nyawa.

Mat Grobak kembali menekan tombol, dan gerobak kesayangannya menjadi sediakala.

Jordi Alba berlari sambil menangis mendekati Mat Grobak. "Terima kasih, Tuan Matthew! Apa yang bisa kulakukan untukmu?"

Mat Grobak berbalik arah, dan kemudian berkata: "Pangkat dan jabatan tak dibawa mati."

----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun