Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertanyaan Seorang Teman tentang Perilaku Nyinyir

7 Desember 2019   08:52 Diperbarui: 7 Desember 2019   08:54 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin pagi, langit Pontianak biasa saja. Badai? Di sini pun jarang terjadi badai. Tapi tiba-tiba, seorang rekan kerja bernama Stephenwolf (bukan nama sebenarnya) menanyakan hal yang cukup menarik setidaknya untuk saya sendiri. Masalah seperti yang nantinya akan diajukan olehnya akan selalu aktual sepanjang masa dalam kehidupan manusia.

"Bang, kau penggemar bela diri, bukan?" tanya Stephenwolf.

"Iya," jawab saya singkat, sambil tetap memperhatikan layar komputer.

"Pukulan bisa ditangkis, omongan tentu saja susah ditangkis, bukan?"

Lama sudah saya kenal dengan orang dia, tapi baru hari ini pertanyaannya begitu bermutu, dan hal itu mengalihkan perhatian saya. "Ada jenis pernyataan atau statement yang boleh kita respons, ada juga yang tidak. Pernyataan sampah dari orang yang bertingkah seperti sampah tidak perlu kita tanggapi, namun jika pernyataan tersebut bermutu sehingga berpotensi meningkatkan kualitas hidup serta pola pikir kita, maka sangat baik untuk didiskusikan lebih lanjut."

"Jadi perlu 'ditangkis' atau tidak?" Stephenwolf seperti sedang memburu sesuatu dalam pertanyaannya.

"Begini ... untuk apa menanggapi pertanyaan atau pernyataan orang gila? Apa untungnya? Dalam hidup ini, supaya tenang, kau cukup merespons hal-hal yang berasal dari orang waras. Dengarkan saja jika memang harus mendengar statement sampah, lalu setelahnya diam. Berikan sedikit kebahagiaan untuk orang gila. Kau tahu? Orang yang banyak tekanan dalam hidupnya memang sering mengeluarkan perkataan yang baunya seperti sampah, itu supaya ia mendapatkan sedikit efek ekstase agar pikirannya senang untuk sesaat. Hanya itulah yang bisa mereka lakukan."

Setelah itu saya lupa apa yang Stephenwolf katakan berikutnya, saya kembali fokus pada pekerjaan.

*** 

Beberapa jam kemudian, saya penasaran mencari tahu bagaimana seseorang bisa menjadi begitu beracun. Dilansir dari hellosehat(dot)com, ada namanya Kelainan Perilaku Histrionik (KPH), yaitu gangguan kepribadian yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan memahami citra dirinya sendiri. Penderita KPH cenderung membutuhkan pengakuan dan pujian dari orang lain sebagai tolok ukur untuk menilai dirinya sendiri.

Nah ... pelaku nyinir bagaimana? Seperti yang telah ditanyakan oleh Stephenwolf. Kita kupas dulu definisi baku "nyinyir" berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Nyinyir berarti mengulang-ulang perintah atau permintaan, atau cerewet. Belakangan, arti kata tersebut mengerucut menjadi sesuatu yang negatif, yaitu mengatakan sesuatu yang berpotensi memicu konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun