Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Hijrah, Instagram, Tutup, Buka Lagi

18 Oktober 2019   11:05 Diperbarui: 19 Oktober 2019   00:48 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang tiba-tiba merasuki Sisi, sehingga ia merasa harus mulai "hijrah" ke jalan lurus. Artinya perempuan dua puluh tujuh tahun dan berwajah manis itu harus rela meninggalkan baju-baju ketat yang membuat bentuk payudaranya terlihat jelas.

Maka, mulailah ia mengganti penampilannya dengan pakaian yang sesuai syariat. Kemudian feed Instagram Sisi dipenuhi ceramah-ceramah dari para ustaz terkenal. Tanpa foto wajah pula di dalamnya.

Hidup sebagai janda dengan dua anak tidak bisa dibilang mudah kalau tidak punya penghasilan sendiri. Beberapa waktu lalu, Sisi memang baru saja berhenti dari pekerjaannya oleh sebab yang belum diketahui. Pada momen inilah, kemudian Sisi berusaha untuk kembali mendekatkan diri kepada Tuhan, ia merasa ada yang salah dalam hidupnya. 

Setelah beberapa waktu berlalu. Ia coba kembali mencari pekerjaan. Di kota Sisi, tidak mudah mendapatkan pekerjaan bahkan bagi seorang gadis perawan, dan janda bukanlah pengecualian. 

Untuk menutup kekecewaannya, Sisi sering menayangkan kata-kata bijak di akun Instagram-nya, sejenis doa bisa dibilang begitu, tapi tidak dalam salat. Orang-orang di zaman ini memang senang berdoa di media sosial daripada di atas sajadah.

Karena doa-doanya di Instagram belum dikabulkan, timbul lagi rasa kecewa yang lebih besar. Akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan kecantikannya lagi untuk meraih dunia. Seluruh pakaian yang sesuai syariat ditanggalkan, ganti lagi dengan kemeja yang kesulitan menampung payudaranya yang besar itu.

Benar saja, tubuh yang aduhai sepertinya lebih cepat dari doa yang ditayangkannya di media sosial setiap satu jam. Seorang bos dari sebuah lembaga riba tertarik menyuruh Sisi bekerja di kantornya.

Dalam hati Sisi berkata, "Wah, tidak perlu berhijab, doaku juga terkabul! Asyik!"

Hari-hari berikutnya, Sisi membuat satu akun Instagram baru, yang isinya menampilkan wajah cantik dan kemolekan tubuh. Ia tampak bahagia sekali dengan kehidupan barunya. Ditambah lagi, seorang pria dari ibu kota sedang mendekatinya.

Sisi senang dengan kehidupannya yang sekarang, tak perlu repot menayangkan ceramah atau doa-doa lagi di media sosial, karena ia yakin sudah banyak yang terkabul. Sajadah pun sudah jarang disentuhnya lantaran sering pulang kerja agak larut malam, dengan kata lain sibuk urusan dunia.

***

Hidup memang lebih lengkap jika ada pasangan hidup. Begitu pula Sisi, dengan adanya seorang pria yang menanggung biaya hidupnya, tak perlu lagi ia letih bekerja. Memang itu yang diharapkannya. Sisi ingin hidup yang mudah, tanpa harus meniti jalan susah payah.

Pria inilah yang kemudian dianggap Sisi jawaban dari doa-doanya di media sosial. Rendi, seorang pendatang yang mengaku bekerja sebagai pemborong sukses. Ia benar-benar tergoda dengan tubuh aduhai Sisi, dan siap menerima pasangannya itu apa adanya, serta anak-anaknya. Lelaki yang baik hati! 

Sistem sosial di tempat Sisi tinggal agak menyulitkan seorang janda anak dua untuk mendapatkan pasangan lagi, karena dianggap "memberatkan". Tapi sebenarnya hal seperti ini tidak boleh dibiarkan, karena mana ada perempuan yang mau -dan sengaja- jadi janda. 

Tragedi hidup kadang memaksa orang bercerai. Oleh karena itu, Sisi segera menangkap lamaran Rendi untuk menikah siri.

"Kapan lagi ada yang mau denganku di kota sialan ini?" tanya Sisi dalam hati kepada dirinya sendiri.

Akhirnya mereka menikah. Kini akun Instagram Sisi penuh dengan pujian untuk suami barunya, sekaligus menjelekkan suami sebelumnya. Mereka tampak bahagia. Semua orang memberi selamat.

Setiap malam hari pula, sebagai pasangan suami-istri, Sisi dan Rendi berhubungan sebagaimana mestinya, hubungan yang hangat dan ganas di atas ranjang. Dua-duanya senang, terutama si Rendi.

***

Sesosok calon bayi tak berdosa telah bersemayam di rahim Sisi. Seakan tak putus doa-doanya di media sosial terkabul, dan tanpa pakaian tertutup, pun tanpa sajadah yang terhampar.

Kebahagiaan hadir begitu sempurna dalam kehidupan Sisi. Kini akun Instgram-nya penuh foto-foto dirinya yang sedang hamil, begitu pula dengan payudaranya yang semakin membesar. Dipamerkan begitu saja, menimbulkan decak kagum bagi siapa saja yang memandang, terutama kaum pria.     

Sisi sangat menjaga kesehatan diri dan calon bayi. Ia makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, bahkan berhenti bekerja agar tidak terlalu lelah. Hampir semua tips-tips modern untuk menjaga kehamilan dilakoninya. Demi sang buah hati tercinta.

Tapi ada satu hal yang membuat hati Sisi gundah gulana. Penyebabnya adalah ia tak bisa lagi menghubungi suami barunya tercinta. Nomor telepon yang biasa mereka gunakan untuk bermesraan ketika pacaran dulu, sudah tak bisa dihubungi lagi.

"Nomor yang Anda tuju tidak terdaftar," kata operator penyedia layanan telepon seluler. Sisi baru sadar betapa misterius suami barunya itu. Tidak ada tempat untuknya bertanya.

Sampai sembilan bulan berikutnya, bayi lucu itu sudah lahir, dan tak pernah bertemu ayahnya sampai hari ini. Air mata Sisi berderai. Ia sedang berpikir: "Apakah harus menayangkan doa lagi di Instagram?"

----

Dicky Armando, S.E.-Pontianak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun