Setelah masyarakat (saya dan pembaca lain) punya solusi, apa yang akan dilakukan pemerintah?Â
Apa pun jalan keluar yang ditawarkan pemerintah, saya berharap jangan sibuk memberikan pernyataan di media apa pun. Tunjukkan kalian masih punya hati!Â
Kalau pemerintah masih bingung, sebagai warga negara yang baik, saya akan menyumbangkan ide.Â
Dengan pendanaan yang baik--saya yakin negara kita kaya raya--pemerintah dapat membuat sebuah lembaga pendidikan terbesar di Indonesia yang karyawannya adalah para guru yang tidak berstatus sebagai PNS. Kemudian guru-guru tersebut dipromosikan secara berkala kepada masyarakat bahwa mereka bisa membantu memberikan pengajaran tambahan di luar sekolah dengan biaya bersaing.Â
Para guru dalam lembaga itu diberikan upah dengan layak sehingga mereka tidak harus tinggal di toilet sekolah. Lembaga pendidikan ini disebar secara merata ke seluruh negeri, baik kota maupun pelosok, dalam rangka peningkatan pendidikan.
Proses perekrutan guru di lembaga tersebut juga tidak boleh sembarangan, selain bisa mengajar, tapi juga harus mampu mendidik, dan paling penting memang berniat menjadi guru. Karena percaya atau tidak, sebagian orang yang belajar di fakultas keguruan, belum tentu berniat murni menjadi guru.
Guru adalah pekerjaan mulia, tapi entah sejak kapan--dalam sudut pandang saya--ada oknum yang menjadikan profesi tersebut sebagai penopang hidup saja, tidak sebagai pengabdian.
Saya bermimpi ide dari orang awam seperti saya ini bisa terealisasi. Saya pun meyakini, selain kemampuan berpikir yang cetar membahana dari semua elite pemerintah, diperlukan juga hati yang murni untuk mewujudkan program pro rakyat.
Bagaimana dengan Anda?
****
Pontianak, 16 Juli 2019
(Dicky Armando)