Tidak adil juga kalau hanya menyalahkan pihak laki-laki. Saya mengutip dari parenting(dot)orami(dot)co(dot)id, bahwa satu faktor penyebab suami lebih senang berkumpul dengan teman-temannya dikarenakan suasana di rumah tidak meyenangkan. Misalnya istri sering marah-marah, rumah tak terurus dengan baik, dan sejenisnya.
Sampai tahap ini, memang peran suami-istri harus seimbang dalam kehidupan rumah tangga, dan itu berarti satu di antaranya memang tidak boleh sering-sering kongko di warkop sampai larut malam, kecuali ada keperluan mendesak.
Suami-istri juga diharapkan menghindari perdebatan, karena di saat yang tidak tepat, hal itu hanya memperkeruh suasana. Ini menarik, karena ada satu hal yang sangat mirip pada pria-pria berkeluarga yang sering kongko meningggalkan keluarganya sampai larut malam: senang berdebat, dan sering berkata hal-hal yang tidak penting.
Benar, apa yang saya jelaskan tadi harus diteliti lebih lanjut secara ilmiah, namun dalam lingkungan kecil pergaulan, saya menemukan persamaan itu benar adanya.
Satu lagi ciri suami yang tak peduli pada istrinya adalah dia tak mau membantu si istri. Dikutip dari merdeka(dot)com, beberapa contoh misalnya: tidak mau membantu dalam pekerjaan rumah tangga, sementara istri banting tulang.
Jadi, sekali lagi, saya tidak mengatakan bahwa pihak pria yang salah. Tapi percayalah, akar masalah tak akan selesai jika si suami terlalu sering kongko di warkop, sehingga tak ada waktu untuk menyelesaikan masalah berdua.
Tapi kalau ada yang bertanya tentang apa persisnya yang saya pikirkan tanpa teori-teori yang ada mengenai "pria berkeluarga yang terlalu sering kongko di warkop", maka saya akan menjawab: "Itu sangat tidak wajar dan kurang beretika."
****
Pontianak, 1 Juli 2019
(Dicky Armando, S.E.)
---