Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tembus Medan Terjal, Komunitas KNB Berikan Uluran Tali Kasih untuk Nenek Kerta

6 Januari 2019   21:40 Diperbarui: 6 Januari 2019   22:05 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangli (Bali) -  Di usia senjanya Nenek Kerta, warga Banjar  Payuk, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Bali hanya bisa duduk dan berbaring untuk melakukan aktifitas sehari-harinya.

Nenek Kerta tinggal di sebuah Gubuk yang bisa dikatakan tidak layak diatas sebuah Bukit yang sekelilingnya terdapat sawah milik warga sekitar. Kejadian tabrak lari sepuluh tahun lalu saat berjualan minyak kelapa ke Pasar membuat ruang geraknya terbatas.

(SUMBER FOTO : DOK.PRI)
(SUMBER FOTO : DOK.PRI)
Saat ini Nenek Kerta dirawat oleh putra nya yakni Made Mustika yang bermata harian sebagai pemetik buah kelapa. Made Mustikalah yang merawat nenek Kerta dan membantu untuk memasak serta merawat ibunya sehari-hari.

Gubuk yang mereka tinggali pun saat musim hujan tiba banyak bocor dimana-mana. Nenek Kerta juga tidur beralaskan kain seadanya buka tidur di kasur yang empuk seperti masyarakat kebanyakan.

(SUMBER FOTO : DOK.PRI)
(SUMBER FOTO : DOK.PRI)
Terketuk dengan nasib dan kehidupan Nenek Kerta, Komunitas Ketimbang Ngemis Bali (KNB) bersama para relawan melakukan kunjungan dan aksi sosial ke kediaman sosok mulia Nenek Kerta pada hari Minggu (6/1/2019). Rombongan KNB menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam dari Kota Denpasar.

Usai tiba di Pura Puseh di Banjar Payuk mengendarai kendaraan roda dua para anggota dan relawan KNB harus berjalan selama 20 meni melewati jalan setapak untuk menuju kediaman Nenek Kerta.

Mereka harus melewati jalan setapak, menemui jurang yang terjal serta naik ke atas perbukitan dan persawahan. Anggota dan relawan KNB bergotong royong membawa donasi dan bingkisan untuk Nenek Kerta meskipun medan begitu ekstrim.

Adapun bantuan yang dibawa oleh Komunitas KNB amanah dari para dermawan diantaranya  selimut, sarung kemben Bali, baju , minyak telon,  kaos kaki, makanan yang bisa bertahan lebih dari 1 bulan seperti abon ikan, lampu tenaga surya untuk penerangan, uang donasi, dan makan siang untuk Nenek Kerta.

Meski sudah uzur, Nenek Kerta dapat berinteraksi dengan anggota Komunitas KNB dengan bahasa Balinya yang begitu kental meski terbata-bata. Raut wajah Nenek Kerta tergambar bahwa dahulu ia merupakan sosok wanita pekerja keras.

Made Mustika, anak kandung Nenek Kerta sangat bersyukur dan bahagia Komunitas KNB  memperhatikan nasib ibunya.

"Matur suksma (red : ucapan terimakasih dalam bahasa Bali) ibu saya diperhatikan, semoga kebaikan adek-adek dibalas Ida Sang Hyang Widhi Wasa" ucapnya lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun