Kegiatan pembagian Nasi Kotak  dilakukan mulai pukul 10.00 wita. Para anggota komunitas yang sudah  berkumpul di salah satu bekas gedung swalayan di Jalan Dipenogoro berkumpul dan membagi diri menjadi tiga grup. Para anggota komunitas melakukan pendistribusian nasi kotak dengan menggunakan kendaraan roda dua. Grup pertama melakukan rute pendistribusian nasi kotak ke daerah Kecamatan Denpasar Barat, grup kedua melakukan kegiatan pendistribusian nasi kotak ke daerah Kecamatan Denpasar Selatan, dan grup ketiga mendistribusikan nasi kotak ke daerah Kecamatan Denpasar Timur dan Denpasar Utara.
Setiap sosok-sosok kaum dhuafa yang ditemui sepanjang jalan maka saat itu juga anggota Komunitas membagikan nasi Kotak. Meski jalanan di Kota Denpasar begitu ramai dan terik panas matahari begitu menyengat kulit. Para anggota Komunitas tetap semangat melayani para kaum dhuafa.
Saat melakukan pendistribusian nasi di daerah Jalan Cargo, anggota komunitas bertemu dengan salah seorang kakek yang sudah lanjut usia. Kakek yang ditemui ini berprofesi sebagai pengumpul barang bekas. Saat kakek tersebut diberikan Nasi Kotak dan ada seorang anggota Komunitas memberikan donasi uang tunai. Tampak sekali raut wajah pada kakek yang ditemui anggota Komunitas berkaca-kaca sambil mengucapkan banyak terimakasih kepada anggota komunitas.
Lalu ada seorang Nenek berusia 70 tahun di Pasar Cargo yang berprofesi sebagai buruh angkut barang tanpa mengenakan alas kaki berjalan melintas di jalanan beraspal saat matahari mulai tepat berada diatas kepala. Buru-buru seorang anggota Komunitas dari Ketimbang Ngemis Bali bernama Octa Serra langsung memberikan alas kaki yang ia bawa dibawah jok motor yang ia kendarai. Nenek tersebut masih kebingungan saat anggota Komunitas membagikan nasi dan memberikan alas kaki. Malahan nenek ini bertanya " sandal ini apa bayar?". Melihat kondisi nenek ini bekerja diusia senjanya dan tanpa alas kaki saat bekerja membuat para anggota komunitas yang melihat tidak tega dan iba.
"Momen pembagian nasi kotak di hari kemerdekaan  dipilih karena menurut saya para kaum dhuafa yang bekerja merupakan para pejuang untuk hidup dan keluarganya" tuturnya.
Irish tidak menyangka kegiatan pembagian nasi kotak banyak yang turut berpartisipasi.
"Hal ini menunjukan bahwa masih banyak masyarakat di sekitar kita yang memiliki kepedulian yang sama untuk sekitar. Hanya saja banyak masyarakat terbatas dalam informasi bagaimana cara menyalurkan kebaikan yang mereka miliki" tambahnya.
Ia berpesan bahwa kegiatan seperti ini harus banyak ditularkan ke masyarakat khususnya ke anak muda agar lebih sadar dan peduli terhadap hal-hal sosial disekitar mereka
"Kegiatan yang kami lakukan secara tidak langsung  membantu pemerintah untuk menuntaskan kesenjangan sosial apalagi kekurangan pangan" tegasnya.
Di tempat yang terpisah, Soraya  Sarah Afifah anggota Komunitas Ketimbang Ngemis Bali mengaku banyak mendapatkan pengalaman hidup saat proses pembagian nasi
"Saya bisa lebih mensyukuri dalam menjalani kehidupan dan mendapatkan banyak inspirasi dari para kaum dhuafa sebagai sosok pejuang kehidupan" ungkap Soraya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H