Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

100 Orang Guru SD Se-Kota Denpasar Hadiri Workshop Ompimpa 6

21 September 2013   19:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:35 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan anak-anak usia sekolah dasar (SD) saat ini lebih memilih permainan modern seperti game online, playstation, dan PC Game dalam mengisi waktu sengganggnya. Sebagai bukti jika anak-anak usia sekolah dasar (SD) gemar bermain permainan modern tengoklah saja rental game online dan playstation yang selalu ramai oleh anak-anak usia sekolah dasar. Sederhananya saja bisa dengan menanyakan permainan trasional kepada anak usia sekolah dasar, apakah masih tahu atau tidak pernah tahu sama sekali. Permainan tradisional saat ini sudah mulai ditinggalkan bahkan tersisihkan dari porsi yang semestinya akibat perkembangan zaman dan kurangnya pengenalan ke anak-anak usia sekolah dasar. Apabila permainan tradisional sudah tidak dikenali lagi maka di masa yang akan datang anak cucu kita tidak akan mengenal permainan anak tradisional atau mungkin anak-anak ini akan mengetahuinya lewat museum karena tidak ada lagi yang mengajarkan dan mengaplikasikannya kepada anak-anak yang duduk di sekolah dasar.

Rotaract Club of Denpasar Bali sebagai sebuah organisasi sosial non profit ( berumur 18-30 tahun) yang berada di bawah naungan Rotary Club Internasional yang menyediakan wadah bagi pemuda/I untuk mengembangkan diri melalui kegiatan sosial, pelatihan professional development, manajerial skill, dan memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik dikomunitasnya sebagai bentuk kepedulian terhadap permainan anak tradisional yang saat ini semakin tersisih dan menuju kearah kepunahan menggelar Workshop Olimpiade Permainan dan Pendidikan Anak Tradisional Bali (Ompimpa). Rotaract Club of Denpasar Bali mengundang 100 guru sekolah dasar yang berada di empat kecamatan yang ada di Kota Denpasar yatiu Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Tumur, Kecamatan Denpasar Utara, dan Kecamatan Denpasar Selatan. Workshop Ompimpa yang diadakan Rotaract Club of Denpasar Bali pada tahun ini telah memasuki tahun keenam penyelenggaraanya.

Workshop Ompimpa 6 digelar di lantai tiga Gedung UPT Rumah Pintar Kota Denpasar di Jalan Kamboja No.4 pada pukul 08.00 wita. Workshop Ompimpa 6 yang dihadiri oleh seratus lebih perwakilan guru SD Se-Kota Denpasar ini mengundang pembicara yang sudah sangat dikenal oleh banyak masyarakat Bali yaitu Bapak Made Taro (Pendongeng, permainan anak tradisional, budayawan, pendidiri Sanggar Kukuruyuk) dan BapakGede Tarmada (Pengajar di Sanggar Kukuruyuk). Pada workshop Ompimpa 6 ini Bapak Made Taro dan Bapak Gede Tarmada mengenalkan permainan tradisional Bali kepada peserta workshop dengan menggunakan alat musik asli bali yang terbuat dari bamboo dan cara memainkannya dengan cara dipukul.

Bapak Made Taro dan Bapak Gede Tarmada dalam Workshop Ompimpa 6 mengenalkan lima jenis permainan tradisional diantaranya siap-siapan, sepit-sepitan, poh-pohan (tiuk poh), megandong sambuk dan naga balon. Acara workshop semakin atraktif dan meriah karena Bapak Made Taro turut mengajak Bapak dan Ibu Guru dari perwakilan SD Se-Kota Denpasar untuk mempraktekan permainan anak tradisional sambil diiringi gending (lagu dalam bahasa Bali) dan diiringi music tradisional yang terbuat dari bambu.Para peserta workshop sangat antusias mengikuti workshop yang diadakan setahun sekali oleh Rotaract Club of Denpasar Bali. Rencananya pada tanggal 10 November 2013 akan dilanjutkan dengan kompetisi Ompimpa 6 dengan pesertanya perwakilan murid sekolah dasar di seluruh kecamatan Kota Denpasar.

Ketua Panitia workshop Ompimpa 6 yakni Gandhi Subawa Putra menuturkan bahwa workshop Ompimpa 6 yang digelar oleh Rotaract Club of Denpasar Bali merupakan kegiatanmenginventarisasi atau melestarikan bentuk kebudayaan Bali khususnya permainan tradisional anak-anak Bali yang berkembang dimasyarakat sehingga tidak terlupakan dan diharapkan dapat bermanfaatbagi dunia pendidikan terutamadalam proses belajar mengajar di sekolah ataupun diluar sekolah, Bapak Made Taro pun berujar kepada seluruh guru-guru SD yang datang di workshop Ompimpa 6, bahwa dengan mengenalkan dan sering mengajak anak didik sekolah dasar bermain permainan anak tradisional akan menanamkannilai-nilai seperti membangun sebuah kerjasama antar teman, melatih kejujuran (sportifitas), kedisiplinan, belajar menjadi pemimpin, melatih ketangkasan , membuat kepercayaan diri seorang anak bangkit, serta membentuk pendidikan karakterk (character buiding) pada anak-anak usia sekolah dasar sehingga nantinya di masa 25 tahun yang akan datang akan munculnya pemimpin yang berkualitas.

Workshop Ompimpa 6 ditutup dengan kegiatan pelepasan balon ke udara yang telah diisikan sebuah pesan perdamaian. Pelepasan Balon ke udara merupakan bagian dari partisipasi Rotaract Club of Denpasar Bali yang dalam merayakan hari perdamaian dunia yang jatuh pada hari yang sama dengan workshop Ompimpa 6. Koordinator kegiatan pelepasan balon Ni Kadek Puspita Dewi sebelum workshop akan diakhiri telah memberikan kertas untuk ditulis oleh peserta workshop dan kemudian mengarahkan peserta workshop ke halaman luar UPT Rumah Pintar Kota Denpasar untuk bersama-sama melepas balon dan berfoto bersama pantia dan pembicara.

[caption id="attachment_280452" align="aligncenter" width="300" caption="Bapak Made Taro ketika memberikan materi workshop ompimpa 6 (Sumber : Dok.Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_280455" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Made Taro ditengah-tengah para peserta workshop Ompimpa 6"]

13797640621089535222
13797640621089535222
[/caption] [caption id="attachment_280456" align="aligncenter" width="300" caption="Bapak Gede Tarmada dari Sanggar Kukuruyuk (Sumber : Dok.Pri)"]
13797642312001126315
13797642312001126315
[/caption] [caption id="attachment_280459" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Made Taro mengajak para ibu guru untuk mempraktekan permainan anak tradisonal Bali yaitu Ph-pohan (Sumber : Dok.Pri)"]
1379764443312040550
1379764443312040550
[/caption] [caption id="attachment_280463" align="aligncenter" width="300" caption="Bapak da ibu guruvbersama-sama mempraktekan permainan sepit-sepitan (sumber : dok.pri)"]
13797646452144568848
13797646452144568848
[/caption] [caption id="attachment_280470" align="aligncenter" width="300" caption="Panitia, Peserta Workshop, dan pembicara berfoto bersama sebelum melepaskan balon ke udara untuk memperingati hari perdamaian duni (Sumber : Dok.Pri)"]
13797649701564503551
13797649701564503551
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun