Kebanyakan anak-anak usia sekolah dasar (SD) saat ini lebih memilih permainan modern seperti game online, playstation, dan PC Game dalam mengisi waktu sengganggnya. Sebagai bukti jika anak-anak usia sekolah dasar (SD) gemar bermain permainan modern tengoklah saja rental game online dan playstation yang selalu ramai oleh anak-anak usia sekolah dasar. Sederhananya saja bisa dengan menanyakan permainan trasional kepada anak usia sekolah dasar, apakah masih tahu atau tidak pernah tahu sama sekali. Permainan tradisional saat ini sudah mulai ditinggalkan bahkan tersisihkan dari porsi yang semestinya akibat perkembangan zaman dan kurangnya pengenalan ke anak-anak usia sekolah dasar. Apabila permainan tradisional sudah tidak dikenali lagi maka di masa yang akan datang anak cucu kita tidak akan mengenal permainan anak tradisional atau mungkin anak-anak ini akan mengetahuinya lewat museum karena tidak ada lagi yang mengajarkan dan mengaplikasikannya kepada anak-anak yang duduk di sekolah dasar.
Rotaract Club of Denpasar Bali sebagai sebuah organisasi sosial non profit ( berumur 18-30 tahun) yang berada di bawah naungan Rotary Club Internasional yang menyediakan wadah bagi pemuda/I untuk mengembangkan diri melalui kegiatan sosial, pelatihan professional development, manajerial skill, dan memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik dikomunitasnya sebagai bentuk kepedulian terhadap permainan anak tradisional yang saat ini semakin tersisih dan menuju kearah kepunahan menggelar Workshop Olimpiade Permainan dan Pendidikan Anak Tradisional Bali (Ompimpa). Rotaract Club of Denpasar Bali mengundang 100 guru sekolah dasar yang berada di empat kecamatan yang ada di Kota Denpasar yatiu Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Tumur, Kecamatan Denpasar Utara, dan Kecamatan Denpasar Selatan. Workshop Ompimpa yang diadakan Rotaract Club of Denpasar Bali pada tahun ini telah memasuki tahun keenam penyelenggaraanya.
Workshop Ompimpa 6 digelar di lantai tiga Gedung UPT Rumah Pintar Kota Denpasar di Jalan Kamboja No.4 pada pukul 08.00 wita. Workshop Ompimpa 6 yang dihadiri oleh seratus lebih perwakilan guru SD Se-Kota Denpasar ini mengundang pembicara yang sudah sangat dikenal oleh banyak masyarakat Bali yaitu Bapak Made Taro (Pendongeng, permainan anak tradisional, budayawan, pendidiri Sanggar Kukuruyuk) dan BapakGede Tarmada (Pengajar di Sanggar Kukuruyuk). Pada workshop Ompimpa 6 ini Bapak Made Taro dan Bapak Gede Tarmada mengenalkan permainan tradisional Bali kepada peserta workshop dengan menggunakan alat musik asli bali yang terbuat dari bamboo dan cara memainkannya dengan cara dipukul.
Bapak Made Taro dan Bapak Gede Tarmada dalam Workshop Ompimpa 6 mengenalkan lima jenis permainan tradisional diantaranya siap-siapan, sepit-sepitan, poh-pohan (tiuk poh), megandong sambuk dan naga balon. Acara workshop semakin atraktif dan meriah karena Bapak Made Taro turut mengajak Bapak dan Ibu Guru dari perwakilan SD Se-Kota Denpasar untuk mempraktekan permainan anak tradisional sambil diiringi gending (lagu dalam bahasa Bali) dan diiringi music tradisional yang terbuat dari bambu.Para peserta workshop sangat antusias mengikuti workshop yang diadakan setahun sekali oleh Rotaract Club of Denpasar Bali. Rencananya pada tanggal 10 November 2013 akan dilanjutkan dengan kompetisi Ompimpa 6 dengan pesertanya perwakilan murid sekolah dasar di seluruh kecamatan Kota Denpasar.
Ketua Panitia workshop Ompimpa 6 yakni Gandhi Subawa Putra menuturkan bahwa workshop Ompimpa 6 yang digelar oleh Rotaract Club of Denpasar Bali merupakan kegiatanmenginventarisasi atau melestarikan bentuk kebudayaan Bali khususnya permainan tradisional anak-anak Bali yang berkembang dimasyarakat sehingga tidak terlupakan dan diharapkan dapat bermanfaatbagi dunia pendidikan terutamadalam proses belajar mengajar di sekolah ataupun diluar sekolah, Bapak Made Taro pun berujar kepada seluruh guru-guru SD yang datang di workshop Ompimpa 6, bahwa dengan mengenalkan dan sering mengajak anak didik sekolah dasar bermain permainan anak tradisional akan menanamkannilai-nilai seperti membangun sebuah kerjasama antar teman, melatih kejujuran (sportifitas), kedisiplinan, belajar menjadi pemimpin, melatih ketangkasan , membuat kepercayaan diri seorang anak bangkit, serta membentuk pendidikan karakterk (character buiding) pada anak-anak usia sekolah dasar sehingga nantinya di masa 25 tahun yang akan datang akan munculnya pemimpin yang berkualitas.
Workshop Ompimpa 6 ditutup dengan kegiatan pelepasan balon ke udara yang telah diisikan sebuah pesan perdamaian. Pelepasan Balon ke udara merupakan bagian dari partisipasi Rotaract Club of Denpasar Bali yang dalam merayakan hari perdamaian dunia yang jatuh pada hari yang sama dengan workshop Ompimpa 6. Koordinator kegiatan pelepasan balon Ni Kadek Puspita Dewi sebelum workshop akan diakhiri telah memberikan kertas untuk ditulis oleh peserta workshop dan kemudian mengarahkan peserta workshop ke halaman luar UPT Rumah Pintar Kota Denpasar untuk bersama-sama melepas balon dan berfoto bersama pantia dan pembicara.
[caption id="attachment_280452" align="aligncenter" width="300" caption="Bapak Made Taro ketika memberikan materi workshop ompimpa 6 (Sumber : Dok.Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_280455" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Made Taro ditengah-tengah para peserta workshop Ompimpa 6"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H