Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ibu Panik, Anaknya Menenggak Obat Kadaluarsa

22 Januari 2014   10:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa minggu yang lalu seorang tetangga yang pernah mengontrak disamping rumah penulis yang kini telah memiliki rumah sendiri tetapi sering berkomunikasi dengan Bunda penulis menelpon ke rumah. Tetangga penulis yang satu ini adalah pasangan suami istri. Penulis memanggil mereka dengan nama Mbak Pipit dan Mas Agus. Mereka telah dikaruniai satu orang anak berusia 3.5 tahun bernama Sofie. Mbak Pipit berprofesi sebagai PNS dan Mas Agus berprofesi sebagai polisi. Keduanya setiap hari bekerja. Sofie sendiri dititipkan oleh Ibunda Mbak Pipit. Isi telepon Mbak Pipit ke Bunda penulis adalah bahwasannya Mbak pipit baru saja membelikan obat batuk khusus anak ke sebuah apotek 24 jam yang ada di dekat rumahnya. Saat membeli obat batuk di gerai apotek tersebut, Mbak Pipit karena sering berlangganan membeli segala jenis obat di apotek tersebut tidak melihat tanggal kadaluarsa dari obat tersebut.

Mbak Pipit membeli obat batuk tersebut karena kebetulan si kecil sedang batuk mungkin karena terlalu banyak mengkonsumsi snack yang dijual diwarung. Obat yang dibeli dari apotek tersebut ternyata sudah kadaluarsa. Mbak Pipit bertanya ke Bunda penulis nomer telepon dokter anak yang bunda penulis kenal. Untungnya obat batuk khusus kadaluarsa yang telah diminum oleh si kecil Sofie tidak menyebabkan kematian maupun gejala alergi obat yang telah kadaluarsa. Ayah Sofie berencana menuntut pihak apotek apabila Sofie mengalami keracunan akibat obat kadaluarsa yang diberikan oleh apotek. Namun, niat tersebut diurungkan karena Sofie tidak mengalami sesuatu yang berdampak buruk pada kesehatannya.

Dalam kejadian ini sebenarnya yang paling bersalah adalah pegawai dari apotek tersebut karena lalai tidak mengecek obat yang telah kadaluarsa. Ibu sofie pun seharusnya lebih teliti dalam membei obat di apotek. Jangan langsung membayar dan meninggalkan apotek. Melalui kasus ini hendaklah kita sebagai konsumen lebih berhati-hati dalam membeli obat dimanapun itu baik apotek, warung, swalayan, lokasi penjualan produk obat dimanapun itu. Apabila kita sudah terlanjur membeli obat yang kadaluarsa dan mengosumsinya segerelah periksa ksehatan ada ke klinik maupun rumah sakit terdekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun