Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Nature

Rotaract Club of Denpasar Bali Menggelar Kegiatan Adopt Coral Together In-Preserve Our Nature (ACTION) di Laut Pulau Serangan, Bali

24 November 2013   20:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:44 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Planet Bumi merupakan tempat tinggal milyaran makhluk hidup baik itu manusia, hewan , dan tumbuhan. Akibat pertambahan populasi manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun secara tidak langsung mengancam lingkungan yang ada di Bumi. Pohon-pohon yang ada di hutan banyak ditebang akibat kurangnya edukasi ke masyarakat untuk dijual demi alasan kebutuhan hidup. Di laut pun mengalami hal yang sama, banyak koral dan terumbu karang yang rusak akibat faktor alam dan manusia. Koral merupakan salah satu bagian dari ekosistem laut yang sangat penting keberadaannya. Koral menjadi rumah ikan-ikan di laut dan juga tempat berlangsungya simbiosis rantai makanan antara hewan-hewan yang ada di laut dengan kebutuhan pangan bagi manusia. Hal yang tak kalah penting adalah bahwa koral dapat menyerap gas karbondioksida di udara sebanyak 30 persen sebanding dengan pohon-pohon yang ada di hutan. Menanam satu bibit koral manfaatnya sama dengan menanam satu bibit pohon.

Pulau Serangan merupakan Pulau kecil yang berada di selatan Pulau Bali. Beberapa tahun yang lalu Pulau Serangan mengalami proses reklamasi (mengubah wilayah laut menjadi daratan). Bila masyarakat Pulau Bali ke Pulau Serangan untuk sembahyang ke Pura Sakenan dan pulau kampung tidak lagi menggunakan perahu kecil melainkan hanya lewat jalur darat. Walaupun reklamasi mempermudah mobilitas masyarakat Bali untuk berkunjung ke Pulau Serangan, namun ekosistem laut yang ada disana juga mengalami kerusakan. Ikan-ikan yang dahulu sering mampir untuk ditangkap nelayan perlahan mengalami penurunan. Masyarakat Pulau Serangan yang dahulu berprofesi sebagai nelayan, beberapa ada yang mencari profesi lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi masih ada beberapa kelompok nelayan yang tetap bertahan menjadi nelayan dan membudidayakan koral laut.

Rotaract Club of Denpasar Bali sebagai organisasi anak muda berusia 18- 30 tahun yang bernaung dibawah organisasi Rotary Internasional sebagai wujud kepeduliannya terhadap ekosistem laut yang ada di Pulau Serangan, Bali melakukan kegiatan penanaman koral di laut Pulau Serangan pada hari Sabtu (23/11) 2013 bertema ACTION (Adopt Coral Together In-Preserve Our Nature). Kegiatan ACTION yang dilakukan oleh Rotaract Club of Denpasar Bali bekerjasama dengan kelompok nelayanpesisir Karya Segara Kelurahan Serangan, Bali yang diketuai oleh Bapak Wayan Patut. Bapak Wayan Patut pernah mendapat penghargaan Kalpataru atas usahanya untuk pelestarian terhadap terumbu karang dan kuda laut.

Kegiatan ACTION yang dimotori oleh Rotaract Club of Denpasar Bali awalnya mencari adopter coral untuk mengadopsi coral yang akan ditanam di laut Pulau Serangan. Adopter yang mengadopsi coral selain mendapatkan e-certifikat juga berhak memberikana nama kepada koral yang mereka adopsi seperti #raden yang ditempel di kertas anti air. Pada kegiatan ACTION terkumpul 45 koral yang diadopsi untuk selanjutnya ditanam di bawah laut Pulau Serangan. Adopter yang ingin melihat proses penanaman coral juga diperkenankan mengikuti prosesi penanaman coral dibawah laut dengan catatan harus mengikuti aturan yang diumumkan panitia demi keselamatan.

Panitia dan adopter coral berkumpul di Pulau Serangan pada pukl 06.30 wita. Rombongan disambut oleh Bapak Wayan Patut dan kelompok nelayan Karya Segara di lokasi budi daya kuda laut. Disini Bapak Wayan Patut menjelaskan awal beliau membudidayakan koral, kuda laut, pentingya menanam coral dilaut, penghargaan Kalpataru yang beliau terima dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada 7 Juni 2011, dan juga lokasi penanaman koral. Pukul 07.00 rombongan panitia Rotaract Club of Denpasar Bali beserta adopter koral diajak Bapak Wayan Patut ke dermaga kecil untuk menaiki perahu boat menuju Green Island. Green Island adalah lokasi wisata berupa daratan buatan yang terbuat dari kumpulan kayu yang disusun seperti rakit. Sesampai di Green Island rombongan dan adopter mengisi surat pernyataan keselamatan.

Green Island letaknya di utara Pulau Serangan. Di Green Island kita bisa melihat hewan laut yang di budi dayakan seperti hiu, bintang laut, dan penyu. Anda juga dapat menikmati pijat refleksi kaki ikan-ikan kecil. Ada juga disewakan fasilitas permainan air seperti bola air, pyramid, diving, dan norkeling. Bila lapar ada juga restaurant yang menjual masakan sea food. Jarak antara Pulau Serangan dan Green Island dapat ditempuh dalam tempo 4 menit. Di Green Island Bapak Wayan Patut kembali membagikan ilmunya mengenai seluk –beluk koral diantaranya bahwa sebenarnya coral bukanlah tanaman melainkan hewan laut yang bersimbosis dengan alga laut, tata cara penanaman koral, abahan yang digunakan untuk menanam coral seperti cetakan yang terbuat dari semen khusus, teknik memotong coral untuk diperbanyak, kode kertas penamaan coral yang menunjukan waktu dan total koral yang akan ditanam, serta fakta bahwa apabila kita menanam 1 meter persegi ekosistem coral dalam sebulan dapat menyerap 15 kg gas karbondioksida (melalui cek dilabolatorium).

Dua puluh menit kemudian rombongan menaiki kapal boat untuk ke lokasi penanaman coral di bawah laut. Para panitia ACTION dari Rotaract Club of Denpasar Bali dan adopter coral menggunakan life jacket (pelampung). Jarak antara Green Island dari lokasi penanaman coral ditengah laut kurang lebih 2 menit saja. Para Nelayan dari Kelompok Nelayan Karya Segara yang membantu memasukan coral ke bawah laut. Panitia dan adopter dapat melihat prosesi tersebut dengan alat-alat snorkeling. Panitia dan adopter dapat melihat coral yang telah ditanam dan telah tumbuh. Setelah prosesi penanaman coral selesai panita dan adopter bisa bermain snorkeling selama 30 menit. Pukul 10.00 wita rombongan yang menggunakan dua kapal boat kembali ke Green Island untuk santap siang dan mencoba wahana yang disewakan. Pukul 11.00 rombongan pantia dan adopter kembali ke dermaga di Pulau Serangan. Kegiatan ACTION ditutup dengan foto bersama dengan Bapak Wayan Patut.

[caption id="attachment_294232" align="aligncenter" width="300" caption="Lokasi berkumpul sebelum berangkat ke Green Island (Sumber : Dok.Pri)"][/caption] [caption id="attachment_294233" align="aligncenter" width="300" caption="Cetakan untuk menanam coral di bawah laut (Sumber : Dok.Pri)"]

1385296173176717597
1385296173176717597
[/caption] [caption id="attachment_294234" align="aligncenter" width="300" caption="Bapak Wayan Patut memberikan penjelasan sebelum ke Green Island (Sumber :Dok.Pri)"]
13852964252096134743
13852964252096134743
[/caption] [caption id="attachment_294235" align="aligncenter" width="300" caption="Rombongan Menuju Green Island (Sumber : Dok.Pri)"]
13852969221452078641
13852969221452078641
[/caption] [caption id="attachment_294236" align="aligncenter" width="300" caption="Rombongan melihat dermaga sebelum berangkat ke Green Island (sumber :Dok.Pri)"]
13852971761564727415
13852971761564727415
[/caption] [caption id="attachment_294237" align="aligncenter" width="300" caption="Rombongan berangkat ke Green Island (Sumber : Dok.Pri)"]
1385297340620265081
1385297340620265081
[/caption] [caption id="attachment_294238" align="aligncenter" width="300" caption="Rombongan di Kapan Boat (sumber :Dok.Pri)"]
13852975251705041021
13852975251705041021
[/caption] [caption id="attachment_294239" align="aligncenter" width="300" caption="Satu koral ini dapat dipotong menjadi banyak bagian dan ditanam kembali per bagian (Sumber : Dok.Pri)"]
13852978681439334872
13852978681439334872
[/caption] [caption id="attachment_294240" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu rombongan mengamati bentuk coral (Sumber :Dok.Pri)"]
1385298143933771050
1385298143933771050
[/caption] [caption id="attachment_294241" align="aligncenter" width="300" caption="Coral yang akan diberikana nama diberikan kode tahun, urutan coral yang ditanam, dan generasi koral (Sumber :Dok.Pri)"]
1385298325732510553
1385298325732510553
[/caption] [caption id="attachment_294242" align="aligncenter" width="300" caption="Coral yang akan ditanam sebelum dimasukan kedalam cetakan penyangga coral diberikan perekat khusus (Sumber : Dok.Pri)"]
1385298528240202031
1385298528240202031
[/caption] [caption id="attachment_294243" align="aligncenter" width="300" caption="Salah seorang rombongan ikut terjun ke laut menyaksikan penanaman coral (Sumber :Dok.Pri)"]
13852986561259351898
13852986561259351898
[/caption] [caption id="attachment_294244" align="aligncenter" width="300" caption="Berfoto bersama Bapak Wayan Patut (Sumber : Dok.Pri)"]
13852988162106503071
13852988162106503071
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun