Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Suasana Perayaan Earth Hour di Pulau Bali

30 Maret 2014   07:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_317680" align="aligncenter" width="300" caption="Anak Muda yang ikut gerakan Earth Hour di Bali berfoto bersama (Sumber :Dok.Pri)"][/caption]

Energi listrik saat ini merupakan bagian yang sangat penting dari peradaban manusia. Listrik dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kita seperti menghidupkan lampu sehingga memberikan cahaya terang, menghidupkan mesin-mesin pabrik untuk memproduksi kebutuhan masyarakat, menjalankan roda perekonomian suatu negara, mempermudah akses telekomunikasi ,memudahkan para petugas medis dalam pelayanan kesehatan, dapat meningkatkan kesejahteraan hidup seseorang, membantu kita untuk melakukan banyak hal, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dapat menolong ilmuwan menemukaninovasi penemuan baru, dan membantu seseorang untuk berkreasi. Energi listrik tidak dapat dipungkiri menjadi sebuah sejarah perubahan kehidupan umatmanusia untuk lebih maju dan mengembangkan potensi masyarakat untuk menjadi lebih baik.

Banyaknya aktivitas yang dilakukan manusia dan tingginya jumlah manusia yang hidup di Planet Bumi saat ini berdampak pada tingginya penggunaan daya listrik. Apalagi tingginya penggunaan energi listrik tidak diimbangi dengan pembangunan pembangkit listrik. Masyarakat kita khususnya Indonesia saat ini sangat boros dalam segi pemakaian listrik. Lampu penerangan dirumah saja saat tidak terpakai sering lupa untuk dimatikan. Pada rumah-rumah yang masyarakatnya memiliki perekonomian yang tinggi, lampu-lampu yang terpasang dirumah mereka bisa terpasang menyala lebih dari 10 bohlam lampu. Memang secara finasial mereka mampu membayar listrik. Tapi alangkah baiknya jika energi listrik dihemat supaya masyarakat dapat tercukupi semuanya dalam pemenuhan kebutuhan energy listrik.

Berawal dari pola pikir masyarakat yang saat ini terlalu konsumtif dalam penggunaan energy listrik. Setiap tanggal 29 Maret diseluruh dunia melakukan sebuah kampanye penghematan penggunaan energi listrik selama satu jam yaitu dari pukul 20.30-21.30 (waktu setempat). Gerakan ini dinamakan 60+ Earth Hour. Tahun 2014, gerakan Earth Hour diikuti oleh masyarakat di 7.000 kota di dunia, 7 benua yang ada di dunia, dan 150 negara. Tahun ini gerakan Erath Hour jatuh pada hari Sabtu (29/3) 2014. Di Pulau Bali sendiri gerakan kampanye mematikan lampu selama satu jam dimotori oleh 60+ Earth Hour Denpasar. Gerakan Erath Hour di Denpasar sudah berlangsung selama dua tahun.

Untuk tahun 2014 kampanye gerakan Earth Hour dipusatkan di Turtle Conservation and Education Center (TCEC) Pulau Serangan, Denpasar –Bali. Gerakan Earth Hour tahun 2014 yang diselenggarakan di Bali didukung oleh organisasi dan komunitas anak muda yang ada di Bali seperti Semut Ireng Community, Pelajar Islam Indonesia (PII) Bali, Rotaract Club of Denpasar Bali, Bali Deaf Community, Indonesia Future leader Chapter Bali, Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Udayana, Pramuka Universitas Udayana, Synergy Carbon, Kompas Muda Bali, dan Sobat Bumi Bali. Acara Earth Hour yang diselenggarakan kedua kalinya di Denpasar, Bali ini diketuai oleh Ika Juliana selaku koodinator harian Earth Hour Denpasar. Acara Earth Hour dimulai pukul 19.30 wita. Pembukaan diisi oleh sambutan dari Bapak Geria ( Kepala Turtle Conservation and Education Centre), Laura (Ketua WWF Indonesia), Ika Juliana (Koodinator EH Denpasar).

Sesi pertama sebelum acara puncak Earth Hour diisi denganpengetahuan mengenai solar energy yangdipresentasikan oleh Bapak Komang dari Container Energy. Untuk memeriahkan acara ada tanya jawab mengenai gerakan Earth Hour yang dipandu oleh Rohman Hariadi. Puncak acara Earth Hour dimulai pukul 20.30 wita. Bapak Geria, Ika Juliana, Laura ,danBapak Komang tampil ke depan para peserta gerakan Earth Hour untuk sama-sama menghitung mundur mematikan lampu selama satu jam. Selagi menunggunyalakan lampu kembali pukul 21.30 wita maka peserta disuguhi atraksi kreasi tari kecak dan lomba membaca rasi bintang. Acara ditutup dengan penyalaan kembali lampu penerangan pada pukul 21.30 wita, hiburan stand up comedy yang dibawakan dengan apik oleh Puta Sihombing dan juga foto bersama para simpatisan gerakan Earth Hour sambil mengucapkan kalimat : “ Ini Aksiku, Mana Aksimu, Sampai Jumpa dengan Acara Earth Hour Tahun Depan”.

[caption id="attachment_317681" align="aligncenter" width="300" caption="Ika Juliana, Koodinator EH Denpasar (Sumber :Dok.Pri)"]

13961139621514025219
13961139621514025219
[/caption]

[caption id="attachment_317682" align="aligncenter" width="300" caption="Antusiame pesrta gerakan Earth Hour di Bali saat pembukaan acara (Sumber :Dok.Pri)"]

1396114223415284474
1396114223415284474
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun