Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Youth Corner Bali Menggelar Kelas Berbagi Mengenai Cara Mengelola Keuangan

13 April 2014   04:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali seorang pegawai dan pengusaha apabila memiliki gaji atau keuntungan yang banyak tidak dapat mengalokasikan dana yang mereka miliki untuk kebutuhan-kebutuhan yang sangat penting. Dana yang harusnya diperuntukan untuk membeli hal-hal yang sudah direncanakan jauh-jauh harus harus kanda karena mereka tergoda untuk membeli sesuatu yang lebih menarik dan hanya bermanfaat tidak dalam jangka panjang. Bagi seorang pegawai gaji yang besar kebanyakan dihabiskan untuk memenuhi gaya hidup mereka yang cukup mewah. Gaji satu bulan yang seharusnya dapat memenuhi kebutuhan mereka selama selama satu bulan haru kanda dalam satu hari. Ibaratnya pegawai kantoran tersebut mendadak menjadi miskin dan tidak memiliki simpanan uang lagi. Bagi pengusaha yang tidak bisa mengelola uang diusahanya akan tertimpa musibah kebangkrutan. Kedua kondisi yang dialami pegawai dan pengusaha seperti yang diceritakan diatas tentunya sangat tidak kita inginkan jika memiliki banyak uang.

Youth Corner Bali sebagai salah satu komunitas anak muda di Bali yang mengusung jargon “ Youngster in touch, beginning from Little Bali” mengadakan Kelas Berbagi dengan tema Money Management “How To Manage Money Beautifully”. Kelas berbagi ini diadakan di Inline House “The Line of Creativity and Inspiration” yang lokasinya berada di Jalan Tukad Unda 1 No. 2A Denpasar - Bali. Kelas berbagi yang diadakan pada hari Sabtu (12/4) 2014 pukul 09.00 wita mengundang semua anak muda dari berbagai organisasi dan komunitas untuk berbagi dan belajar bersama mengenai cara mengelola keuangan. Ketua kegiatan kelas berbagi yaitu Gilang Ramadha mengundang dua pembicara diantaranya Rohman Hariadi dan Lindia Palupi. Mereka berdua merupakan pasangan suami-istri yang sering diundang mejadi pembicara mengenai anak muda, motivasi, keuangan, dan public speaking.

Sebelum acara dimulai Oman Hariadi mengajak para peserta kelas berbagi untuk mengubah mode diam ponsel yang dibawa para peserta karena akan mengganggu konsentrasi. Oman Hariadi juga memberikan pengumuman kepada peserta kelas berbagi tentang tiga larangan kata yang tabu diucapkan saat acara berlangsung antara lain “Saya Tidak Bisa (I Can’t), Tidak Mungkin ( Imposible), dan Saya Sudah Tahu (I Know)”. Dikarenakan peserta masih sangat tegang diawal acara, Oman panggilan akrab pria berusia 27 tahun ini mengajak ice breaking dengan member arahan agar peserta berdiri melingkar untuk saling pijat bahu satu sama lain.

Materi pertama peserta disuguhi dengan pemutaran video berjudul Golden Goose (Angsa Emas). Intisari kesimpulan video tersebut adalah mengajak para peserta untuk mengubah kebiasaan seseorang dalam mengelola keuangan. Oman juga memberikan sebuah pencerahan bahwa berapapun uang yang seseorang miliki seperti seribu rupiah logam apabila dikelola dengan bijak bisa menghasilkan sesuatu. Topik utama yang akan dipaparkan Oman selanjutnya adalah 6 jars money management. Materi 6 jars money management Oman dapatkan bersama istinya Lindia Palupi saat mengikuti training di Malaysia selama tiga hari.

Oman saat membagikan ilmunya mengenai materi 6 jar money management juga telah membawa tiga buah kotak wadah toples plastik dan tiga buah wadah kaleng plastik. Di enam wadah plastik ini, Oman dan istrinya telah mencoba mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dari negeri jiran itu mengenai mengelola keuangan dalam rumah tangga mereka. Di enam wadah plastik ini masing-masing telah dituliskan pengalokasian dana yang harus dimasukkan dari pendapatan mereka berdua. Wadah plastik yang pertama bertuliskan Necessity untuk belanja kebutuhan sehari-hari, bayar pulsa, pengeluaran bensin, sewa kost,makan alat mandi, make up,baju iuran bulanan dll.

Wadah plastik kedua bertuliskan Financial Freedom Account yang hanya akan dibuka pada tanggal 2 April 2015. Wadah kedua ini juga berfungsi untuk dana yang akan dipergunakan sebagai dana investasi dan passivebusiness income. Kotak ketiga bertuliskan Long TermSaving for Spending (LTSS) yang berfungsi untuk biaya pembelian rumah, asuransi, motor, mobil, komputer , I Phone, Sekolah , dll. Wadah plastik keempat bertuliskan Education yang berguna untuk biayaseminar, training, dan beli buku. Wadah plastik kelima betuliskan Give yang berisi biaya sumbangan ke lembaga dhuafa, dana yang diberikan untuk orang yang membutuhkan, untuk dipinjamkan ke keluarga, infaq ke masjid, dan orang tua asuh. Wadah plastik keenam bertuliskan Play yang berisi biaya seperti beli eskrim, esbuah, rafting, hiking, keliling dunia,nonton bioskop, spa, massage, tdan tubing.

Maksud keenam wadah plastik yang telah diisi rupiah dari hasil pendapatan Oman dan istrinya adalah agar pengelolaan gaji/keuntungan yang kita peroleh dapat dipergunakan sesuai dengan fokus awal gaji/keuntungan yang akan digunakan. Persentase pengalokasian dananya adalah untuk necessity 50%, Financial Freedom Account 10%, Long Term Saving For Spending (LTSS) 10%, Education 10%, Give 10% dan, Play 10%. Persentase necessity yang lebih banyak dari yang lain karena necessity adalah kebutuhan yang wajib dan setiap hari dilakukan. Enam wadah plastik ini diisi beradarkan gaji/keuntungan yang kita peroleh. Walaupun ada sisa recehan wajib tetap dimasukkan kedalam wadah plastik tersebut. Oman membuka cakrawala berpikir peserta kelas berbgai untuk menyisihkan uang gaji/pendapatan peserta supaya bisa dimasukkan kedalam keenam wadah plastik.

Sesi kedua materi kelas berbagi diisi oleh Lindia Palupi. Lindia mempresentasikan money character yaitu Server (Suka Menabung), Spender (uka Menghabiskan uang), Avoider (Memiliki Uang, Tapi Takut Mengelolalnya), dan Monk ( Memiliki uang dan menghabiskannya untuk kepentingan keagamaan). Lindia juga mengajak peserta kelas berbagi untuk membuat money mapping dengan menggambar diagram alur cara seseorang untuk memperoleh tambahan uang selain dari uang gaji pribadi. Acara kelas berbagi ditutup dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan dua pembicara yang luar biasa ini.

[caption id="attachment_319744" align="aligncenter" width="300" caption="Penerapan 6 Jars Money Management (Sumber : Dok.Pri)"][/caption]

[caption id="attachment_319747" align="aligncenter" width="300" caption="Para Peserta Kelas Berbagi Cara Mengelola Uang (Sumber :Dok.Pri)"]

13973108311738467917
13973108311738467917
[/caption]

[caption id="attachment_319748" align="aligncenter" width="300" caption="Lindia Palupi saat sesi tanya jawab dengan peserta (Sumber : Dok.Pri)"]

1397311665705379490
1397311665705379490
[/caption]

[caption id="attachment_319749" align="aligncenter" width="300" caption="Rohman Hariadi saat memberikan materi pertama (Sumber :Dok.Pri)"]

13973126261045349995
13973126261045349995
[/caption]

[caption id="attachment_319754" align="aligncenter" width="300" caption="Ketua Panitia Gilang Ramandha (Sumber :Dok.Pri)"]

1397313643216348759
1397313643216348759
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun