/satu/
Kemarau, awali jeda sepasang langit.
Matahari mainkan lakon menjamah tanah.
Menguap begitu saja , ditumpukan ilalang. Belalang dan kupu-kupu harumkan suara rindang,
sawah berujar bisikan damai gemah ripah loh jinawi, hulu muara gemericik nyaring desahan
ikan.
Bahtera sampan berkelok diliukan anak sungai, tertera dalam ingatan sepuh padi menguning.
Orang-orangan sawah mendelik, tersenyum hampa, kehilangan ruh, moksa di kala hari
Siluet petani baur kelak menunggu datangnya jamuan.
Cangkul-cangkul usang, kerbau berlendir lumpur, karatnya besi traktor,tercatat sekelumit singkat
suatu risalah.
/dua/
Penghujan, penggalan peradaban merayakan kesepian.
Tak ada yang perlu dicemaskan, sebab takdir melesat cepat dikabarkan
dari Tuhan.
Tetesan nikmat surga, Engkau jatuhkan.
Aroma humus menyemai relief-relief petakan terasering
Kokokan ayam, menyudahi ruang doa
Sergap angin, riang tanpa bunyi, mengikuti irama deras pekat awan mendung
Penantian enyah sudah terusir ditiap kalender
Hanya musim, mainkan giliran kapan ia mengepung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H