Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Perjuangan Rakyat Bali Mengusir Penjajah di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Badjra Sandhi (City Tour – Episode 1)

20 September 2014   08:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:09 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_343384" align="aligncenter" width="300" caption="MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI BADJRA SANDHI TAMPAK DEPAN (SUMBER : DOK.PRI)"][/caption]

Saat rombongan wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke Provinsi DKI Jakarta pasti selalu akan dibawa ke tempat destinasi pariwisata yang menjadi simbol pemerintah setempat oleh pramuwisata ke Monumen Nasional (Monas). Di Bali tepatnya di Kota Denpasar juga memiliki destinasi pariwisata di tengah kota layaknya Monumen Nasional. Nama lokasi wisata di tengah kota ini adalah Monumen Perjuangan Rakyat Bali Badjra Sandhi. Monumen Perjuangan Rakyat Bali berada di sebuah lapangan besar di Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar. Letak Monumen ini juga berada pada satu kawasan Kantor Gubernur Bali dan Kantor DPRD Kota Denpasar.

Monumen yang sangat kental dengan arsitektur bali dan berbentuk genta ( lonceng) ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancangera. Hari ini (19/9) 2014 penulis dan seorang kawan penulis yang berasal dari Jakarta bernama Palguna Gautama mengunjungi monumen yang dicetuskan oleh Gubernur Bali Prof.Dr Ida Bagus Mantra pada tahun 1980 ini berisi diorama untuk mengenang perjuangan rakyat Bali dalam mengusir penjajah Belanda yang pernah menduduki Bali dari masa kerajaan hingga pasca kemerdekaan. Untuk masuk ke Monumen yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali tersebut pengungjung dikenakan tarif tiket yang berbeda bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

Wisatawan mancanegara yang berusia dewasa dikenakan tarif Rp 10.000 dan untuk usia anak-anak dikenakan tarif Rp 5.000. Wisatawan domestik dikenakan biaya masuk Rp 5.000 dan untuk usia anak-anak dikenakan biaya Rp 2.000. Bagi kalangan pelajar Indonesia dengan menunjukan kartu pelajar mendapatkan harga masuk khusus. Untuk mahasiswa dikenakan biaya Rp 2.000 dan untuk pelajar dikenakan biaya Rp 1.000. Harga yang cukup terjangkau untuk bisa mendapatkan ilmu dan mengenal sejarah perjuangan rakyat Bali dalam mengusir penjajah. Saat penulis berkunjung kebetulan ada dua rombongan bus pariwisata yang juga berkunjung ke monument ini. Ternyata bus tersebut membawa anak-anak SMK dari Kota Madiun – Jawa Timur untuk mengetahui seperti apa monument yang cukup unik ini.

Areal Monumen Perjuangan Rakyat Bali Badjra Sandhi ini karena berada ditengah-tengah lapangan puputan tidak pernah sepi dari aktivitas seperti untuk jogging, berkumpul bersama komunitas dan rekreasi di tengah Kota Denpasar. Bangunan Monumen Perjuangan rakyat Bali Badjra Sandhi bila kita sudah masuk ke dalam terbagi menjadi tiga wilayah yaitu Utama Mandala (Gedung Saat kita sudah berada didalam Monumen), Madya Mandala (Taman yang mengitari Monumen banyak dijadikan lokasi prawedding karena terdapat taman dan bale bengong yang indah), serta Nista Mandala ( arealgerbang gapura besar setelah kita membeli tiket masuk). Konsep wilayah pembagian gedung disebut Tri Mandala.

Bangunan Monumen Perjuangan Rakyat Bali terdiri dari tiga tingkat lantai. Berbeda dengan Monumen Nasional di Jakarta, karena saat kita telah masuk langsung disapa dengan sebuah kolam telanga yang berisikan air mancur dan kumpulan ikan koi berwarna putih. Lantai satu dari Monumen ini disebut Nistaning Utama Mandala. Dilantai satu ini kita dapat melikat lukisan-lukisan pejuang seperti I Gusti Ngurah Rai dan Patih Ketuk Jelantik. Ada juga lukisan perjuangan rakyat Bali, perpustakaan, ruang informasi, denah gedung, dan ada juga ruangan dimana kita bisa melihat foto-fotoraja-raja di Pulau Bali dalam mempertahankan wilayahnya dari serangan penjajah Belanda. Ada satu ruangan yang khusus memajang foto hitam-putih saat perang Puputan tahun 1906 dan foto saat Belanda menembakan meriam dan menyerang Keraton Raja-raja di Bali.

Naik ke Lantai dua disebut juga Madyaning Utama Mandala. Menurut penulis di lantai dua ini kita diajak untukkembali ke tempo dulu. Di lantai dua kita akan menyaksikan diorama yang totalnya berjumlah 33 ini. Diorama adalah replika sejarah yang menceritakan peristiwa yang terjadi di masa dahulu yang disajikan dalam bentuk model manusia dan atribut seperti rumah, gedung, dan lain sebagainya. Puas menyaksikan diorama dilantai dua, penulis dan kawan penulis melanjutkan perjalanan ke lantai tiga.Untuk masuk ke naik tiga kta harus melewati sebuah tangga di poros kolam yang cukup membuat adrenalin kita naik. Sebabnya adalah tangga ini dibuat melingkar dang sangat panjang. Disarankan untuk yang phobia ketinggian tidak naik kesini.

Lantai tiga disebut dengan Utamaning Utama Mandala. Disini adalah lantai favorit penulis dan kawan penulis karena disini kita dapat menyaksikan dari menara monument yang sangat tinggi semua wilayah yang ada di Kota Denpasar. Pemandangan yang cukup membuat takjub para wisatawan yang berkunjung kesini. Langit-lagit di lantai tiga berisi simbol-simbol senjata para dewa dalam ajaran agama Hindu yaitu Dewata Nawa Sanga.Puas melihat pemandangan dilantai tiga kami juga tak lupa mengabadikan gambar. Disetiap lantai kami juga mengambil gambar. Semua ruangan memiliki keunikan tersendiri di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Badjra Sandhi. Melalui kunjungan ke Monumen ini penulis dan kawan penulis jadi mengetahui bagaimana perjuangan rakyat Bali kala itu membela habis-habisan sampai titik darah terakhir melawan penjajah dengan semangat Puputan.

[caption id="attachment_343383" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO-FOTO PERANG PUPUTAN (SUMBER : DOK.PRI)"]

14111492001168514901
14111492001168514901
[/caption]

[caption id="attachment_343385" align="aligncenter" width="300" caption="DIORAMA DI MONUMEN BADJRA SANDHI (SUMBER : DOK.PRI)"]

14111501621969547917
14111501621969547917
[/caption]

14111505341419464435
14111505341419464435

[caption id="attachment_343387" align="aligncenter" width="300" caption="BERFOTO DENGAN LATAR MONUMEN BADJRA SANDHI (SUMBER : DOK.PRI)"]

14111506771844633002
14111506771844633002
[/caption]

[caption id="attachment_343388" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO RAJA-RAJA BALI (SUMBER : DOK.PRI)"]

14111509981181943324
14111509981181943324
[/caption]

[caption id="attachment_343389" align="aligncenter" width="300" caption="DEPAN GERABNG UTAMA MONUMEN BADJRA SANDHI )SUMBER :DOK.PRI)"]

1411151476566216650
1411151476566216650
[/caption]

[caption id="attachment_343390" align="aligncenter" width="300" caption="ROMBONGAN ANAK-ANAK PELAJAR SMK YANG MEMASUKI MONUMEN BADJRA SANDHI (SUMBER : DOK.PRI)"]

14111519851768822705
14111519851768822705
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun