Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Menyikapi Anggota Organisasi yang Arogan

18 Oktober 2014   16:39 Diperbarui: 4 April 2017   16:39 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda mungkin pernah kesal melihat salah satu atau beberapa anggota organisasi yang kita ikuti memiliki cara pandang semau gue. Mungkin satu kata yang selalu ada dibenak kita melihat mereka yang memiliki sifat susah diatur dan egois seperti itu adalah marah, jengkel, bahkan benci setengah mati. Hal yang sangat manusiawi sekali dalam diri kita untuk meluapkan tindakan kurang menyenangkan dari anggota organisasi kita yang kurang mencerminkan tujuan adanya sebuah organisasi. Tujuan adanya sebuah organisasi didirikan adalah untuk mengumpulkan mereka-mereka yang memiliki visi dan misi yang sama. Seiring perjalanan waktu pasti ada saja mereka yang melenceng dari pakem-pakem yang telah ditetapakn di awal organisasi didirikan. Kita sebenarnya tidak boleh langsung marah terhadap kelakuan salah satu anggota organisasi yang arogan ini. Tugas kita sebagai seorang pemimpin dan anggota organisasi ini adalah merangkul kembali agar mereka kembali ke jalur yang benar ( dibaca : visi dan misi organisasi).

Seperti contoh dalam sebuah organisasi kepemudaan yang memiliki visi dan misi untuk kegiatan sosial. Salah satu oknum anggota yang notabene memiliki visi dan misi yang sama tiba-tiba ingin merubah haluan organisasi dengan kegiatan hura-hura ala sosialita seperti dugem maupun mengeluarkan biaya yang tidak jelas maksudnya. Caranye mengembalikan supata anggota kita menjadi kembali satu visi dan misi dan kita adalah menanyakan dengan baik sebenarnya apa yang harus dirubah dari organisasi yang kita buat. Mungkin lantaran padatnya kegiatan organisasi anggota kita menjadi penat dan butuh refreshing. Coba kita buat sebuah kegiatan bersama-sama dengan seluruh anggota kita seperti kemah satu malam di lokasi yang indah semacam pegunungan. Disana kita dapat mengetahui uneg-uneg anggota kita yang jarang terungkap bila berkumpul secara formal.

Namun, bila anggota kita masih saja bebal dan susah itu diatur ada baiknya kita memikirkan ulang apakah masih pantas anggota kita dipertahankan. Buat apa mempertahankan anggotayang keras kepala. Dalam jangka panjang si oknum anggota ini bakal perlahan-lahan akan menghancurkan dan mengubah ideology serta visi misi organisasi yang telah dibangun dari awal. Mengeluarkan satu anggota yang bebal lebih baik ketimbang satu orang yang akan menghancurkan organisasi kita. Ingat perinahasa karena nila setitik rusak susu sebelanga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun