Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harmoni di Pulau Menjangan

30 Oktober 2014   15:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:10 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemilau pasir putih menemani deru angin khatulistiwa

Kicauanburung dari tanah surga berpantulan menggema di angkasa raya

Rimbunan pohon berkerumun membentuk gugusansaling beradu kerindangan

Kemolekan Menjangan mempesona pandangan jutaan mata jiwa petualang

Sejengkal tanah Dewata berbagi di ujung Nusantara

Lautan biru membentang, membisikkan sebuah kenangan

Warna-warni koral berpadu dalam harmoni riak gelombang

Pasukan ikan menari, merayu, berpose malu-malu saling pandang dikeheningan menjangan

Tak lebih elok dari Atlantis dongeng masa lalu

Penyelam gagah berani menelusuri setiap jengkal rahasia surga bawah laut

Barisan terumbu karang , menguji nyali, menunggu insan pemberani

Meneropong alam bebas, menarik semua imajinasi liar ,menjadi penghuni abadi menjangan

Sejenak berkhayal, bermetafora merajut asa menjadi sang raja lautan

Aura pulau menjangan menggetarkan jiwa di Bumi milik Sang Hyang Widhi Wasa

Bibir tak hentinya berucap takjub, sekonyong-konyong terbius,

tersihir untaian harta di muara samudra

Lalu, para bule tak sabar menerjunkan diri, mengambil ancang- ancang, memulai hitungan

mundur, segera meluncur seirama arus laut.

gelembung-gelembung oksigen menyeruak gaduh

anemon laut bergoyang indah bak biduan

bintang lautrupanya ingin menjadi primadona diantara atraksi fantasi menjangan

sang surya pun tak mau kalah, ikut menembus menjangan dari atap langit dibalik awan

bingkai keindahan negeri seribu pura terbalut dalam Tri Hita Karana

urat nadi pulau tanpa penghuni , mendamaikan hati, menggaungkan kesunyian

Menjangan, tak kan lekang oleh zaman, bertabur hiasan ciptaan Tuhan

Denpasar, 30 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun