"Tuhan, sebenarnya kami selalu memikirkan masa depan generasi kami, jantung ini berasa dag-dig-dug "berdebar" bahkan, bulu kuduk ini berdiri "merinding" saat memikirkan kehidupan yang akan mereka lalui (generasi)".
Dasarnya, dikehidupan yang serba moderen seperti sekarang ini, kita sebagai para orang tua selalu disajikan dengan tontonan-tontonan (medsos) yang kebanyakan tidak mendidik untuk generasi kita. Walaupun tidak semuanya.
Seperti halnya kita sering disajikan oleh sebuah aplikasi yang sedang digandrungi ABG (anak baru gede), khususnya perempuan, ada yang berlenggak-lenggok memakai celana pendek seatas lutut dan hanya memakai baju kaos seksi yang dia pakai, memperlihatkan pusar dirinya.
Apa yang harus kita lakukan agar anak-anak kita tidak terperdaya oleh hal-hal yang semacam itu? Itu yang ada dalam pemikiran kita sebagai orang tua.
Ricky, dia adalah sahabat saya yang usianya hampir sama dengan saya tiga puluh tiga (33) tahun, pada hari Sabtu 7 Agustus 2021 saya bertemu dengannya disebuah cafe yang tidak jauh dari tempat tinggal saya. Cafe tersebut terletak di Jalan Margonda Kota Depok.
Ricky tinggal di Jakarta Timur tepatnya, di Jalan H. Jusin, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas. Saya pribadi tinggal di Jawa Barat, Depok, Kecamatan Cilodong, Kelurahan Sukamaju.
"Sedikit gundah  dengan apa yang akan dijalani anak saya," kata Ricky sambil menghela nafas.
"Apa yang harus saya lakukan ya Man?" Sambungnya bertanya pada saya.
"Sabar Bro!" Jawab saya.
Pastinya saat kita ber-istiqomah dengan apa yang ada dalam pikiran kita, memikirkan hal apa yang harus kita kerjakan untuk masa depan regenerasi kita, pasti Tuhan dan alam semesta memberikan jalan.
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia, sukses dimasa depan. Seperti halnya orang-orang yang telah mengukir kesuksesan. Contohnya, Bob Sadino, Sudono Salim, Dato Sri Tahir dan banyak juga yang lain yang kehidupannya lebih sukses yang tidak saya sebutkan satu persatu.
"Apakah ada gitu penggodokan/pendidikan seperti Kawah "Candradimuka"," celetuk Ricky dengan raut muka mengerut.
Konon katanya, Kawah Candradimuka adalah tempat Gatot Kaca di didik/digojlog sampai memiliki kesaktian yang  tinggi.
Dalam cerita pewayangan, Gatot Kaca keturunan dari pasangan Bimasena dan Arimbi, dikisahkan Gatot Kaca juga memiliki kesaktian yang luar biasa.
"Ya, seandainya ada pendidikan Candradimuka yang seperti dikisahkan dalam pewayangan. Saya akan sekolahkan apapun konswekuensinya," jawab saya menimpali pertanyaan Ricky yang sedikit penuh khayalan.
"Apakah kita pesantren kan saja," sambung saya.
Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang siswanya tinggal dan belajar bersama dibawah bimbingan seorang guru atau kyai. Santri tinggal di asrama yang ada dikomplek pesantren tersebut.
Kring, kring, suara HP berbunyi, seorang perempuan mantan pacar yang sekarang menjadi istri menelpon, sebelum saya mengangkat telepon saya liat jam yang ada di cafe tersebut menunjukan pukul 20:15 WIB.
"Yah dimana?"
"Masih di cafe ama Ricky"
"Mau pulang jam berapa?"
"Iya ini sebentar lagi pulang"
Tut,, bunyi hand pone tandanya panggilan terputus. Ya, kita tau naluri seorang perempuan sepertinya mereka tak mau berjauh-berjauh dengan suaminya.
Setelah kami mengobrol, kami memanggil pelayan cafe tersebut untuk membayar kopi yang telah kami minum.
Setelah itu kami berdua langsung beranjak keluar untuk pulang kerumah masing-masing, saya hanya memakai motor matic berbeda dengan Ricky yang memakai kendaraan roda empat (Kijang Inova) maklum dia adalah Bos Siomay yang mempunyai lapak/ruko lebih dari sepuluh, di daerah Jakarta Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H