"Panasnya terik matahari tak melunturkan semangatnya"
Kala itu seorang manusia yang mempunyai tujuan hidup hanya untuk berbakti kepada Tuhan, dengan cara mengabdikan dirinya kepada nusa bangsa dan negara melalui pertanian yang dikelolanya.Â
Gwwuurr, gwwuur, suara air yang disiramkan kepada pohon pepaya dari sebuah aliran air sebelah pohon pepaya (irigasi) terdengar seperti berpacu dengan derap napasnya. Semakin cepat suara nafasnya semakin cepat suara air yang disiramkan kepada pohon pepaya.
Seorang petani, yang memiliki dedikasi terhadap Tuhan  dan negara serta memiliki Visi Misi jauh kedepan ini begitu bersemangat, terlihat dari raut wajah dan sorot matanya yang menandakan bahwa ia mempunyai keyakinan dan tujuan hidup yang jelas.
Pohon pepaya berbaris dengan begitu rapi di atas lahan hampir 3 hektar ini, seakan-akan menakjubkan pemandangan siapa saja yang melihatnya. Seolah-olah yang menanam memberikan penjiwaan terhadap apa yang ia tanam.
Aku hanyalah seorang penulis yang mencoba menggambarkan kebanggaanku terhadap seorang petani yang memiliki Visi Misi jauh kedepan. Sepertinya petani ini mengerti dengan slogan kata-kata mutiara seperti Konghucu;Â
"Nong Fu Kuo Chiang (Petani Kaya Negara Kuat),"
Demikian juga ajaran Nabi Muhammad SAW: Petani Pemilik Negara, siapa melupakan pertanian menghancurkan negaranya sendiri, kekuatan sesuatu negara akan sangat kokoh bila pertaniannya kaya.Â
Kalau pedagang kaya, negara belum tentu kuat. apalagi kalau pejabat dan pegawai negeri kaya, negara pasti tidak kuat. tapi kalau petani kaya negara pasti kuat. karena petani tidak korupsi dan membawa modal dasarnya kemana-mana kecuali di negaranya sendiri.
Coba kita melihat kepada negara-negara adidaya seperti Usa, China dan Germany mereka sangat memperhatikan para petaninya, lantas bagaimana denga para petani Indonesia? Sudahkah mereka diperhatikan oleh negaranya? Ini hanyalah uraian pertanyaan hati kecilku saja.
Padahal kita tahu bahwa Indonesia ini adalah negara agraris, negara yang subur  digambarkan oleh group band musik tahun 70-an Koes Plus (tongkat kayu dan batu jadi tanaman). Kendati begitu Indonesia sangat jauh berbeda dengan apa yang dikatakan Koes Plus, terbukti bahan pangan Indonesia banyak yang di impor dari negara lain.
Di Usa banyak komunitas petani yang mereka dinaungi oleh payung hukum dan memiliki suport dari Negara nya. Tetapi di Indonesia, Â petani seolah-olah tak memiliki tempat bahkan diabaikan oleh negara. Wajar saja bila kau muda/milenial banyak yang tak mau memiliki cita-cita menjadi seorang petani. Padahal petani adalah tumpuan negara.
Bagaimana bila suatu nanti terjadi krisis pangan dunia?
Merdeka Petaniku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H